Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

800 Murid SD Disuntik Vaksin DBD

Kompas.com - 07/06/2011, 19:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.Com - Delapan ratus siswa SD di Jakarta, Bandung, dan Bali, akan disuntik vaksin anti-demam berdarah dengue (DBD), Rabu (8/6/2011), untuk mencegah berkembangnya penyakit DBD.

Vaksin itu diperoleh setelah dilakukan penelitian selama 25 tahun di lima fakultas kedokteran lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.

"Vaksin siap disuntikan besok kepada 800 anak di tiga kota, sesuai dengan jadwal semula," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, setelah bertemu dengan Sekjen Kementerian Kesehatan RI, Selasa (7/6/2011) di Jakarta, terkait dengan persiapan kegiatan Asean Dengue Conference dan Dialog Nasional dan official Launch of Asean Dengue Day.

Dua kota lain selain Jakarta yang akan ada pemberian vaksin DBD terhadap siswa SD adalah Bandung dan Bali.

Di Jakarta, pelaksanaan pemberian vaksin dijadwalkan di Puskesmas KecamatanTambora, Senen, Koja, Pasarminggu, dan Jatinegara.

Setelah disuntik, 800 anak itu akan dipantau selama empat tahun ke depan. Jika tidak ada gangguan terhadap si anak, vaksin akan siap dijual untuk umum pada 2015 mendatang.

"Anak-anak yang dipilih telah melalui tahap selaksi. Selama tiga tahun ini, kasus DBD di Jakarta mengalami penurunan yang signifikan," ujar Dien.

Jumantik (juru pemantau jentik) nyamuk yang menyebar di setiap kelurahan,  memberi pengaruh pada menurunnya angka kasus DBD di Jakarta.

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebutkan, pada tahun 2007 jumlah kasus DBD mencapai 31.836 kasus. Tahun 2008, jumlah itu menurun dan hanya mencapai 28.361 kasus. Pada 2009, kasus DBD kembali turun menjadi 18.835 kasus. Jumlah kasus DBD makin menyusut menjadi 12.639 kasus pada tahun 2010.

"Sejak KLB 2007, secara signifikan terjadi penurunan tiap tahunnya. Angka kematiannya juga turun jauh, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Pada tahun 2011 ini hingga Mei, kasus DBD tercatat sebanyak 3.597 kasus. Dengan rincian Jakarta Timur 941 kasus, Jakarta Selatan 720 kasus, Jakarta Barat 661 kasus, Jakarta Utara 961 ksus, Jakarta Pusat 314 kasus, dan Kepulauan Seribu 6 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com