Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DIY dan Pekanbaru Raih Adipura 2011

Kompas.com - 07/06/2011, 16:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/6/2011), menyerahkan penghargaan tahunan Kalpataru dan Adipura 2011 kepada sejumlah daerah di Indonesia. Penyerahan penghargaan disaksikan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, jajaran anggota Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, serta pejabat tinggi negara lainnya.

Penghargaan Adipura diberikan dalam empat kategori, yaitu kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Penghargaan Adipura 2011 diterima oleh bupati/walikota yang turut hadir pada peringatan tersebut. Mereka dinilai berjasa melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Kota metropolitan yang dianugrahi Anugerah Adipura 2011 adalah Surabaya dan Palembang. Sementara itu, kota besar yang menerima penghargaan bergengsi tersebut adalah Yogyakarta dan Pekanbaru.

Selanjutnya, kabupaten/kota kategori sedang yang menerima Adipura adalah Jepara, Pare-pare, Kendari, Gresik, Probolinggo, Ternate, Pasuruan, Tulungagung, Manado, Lubuk Linggau, Bontang, Bitung, Pekalongan, Palopo, Blitar, Tanjung Pinang, Banjar Baru.

Sementara itu, kabupaten/kota kategori kecil yang menerima Adipura 2011 adalah, Pangkajene, Pangkalan Bun, Pati, Mojosari, Kolaka, Martapura, Lamongan, Limboto, Donggala, Lubuk Pakam, Barru, Caruban, Pinrang, Masamba, Sanana, Ponorogo, Kalianda, Wonosobo, Nganjuk, Sibolga, Stabat, Sarolangun, Boyolali, Malili, Tilamuta, Kepanjen, Temanggung, Sumenep, Amlapura, Airmadidi, Purbalingga, Watansoppeng, Sengkang, Solok, Bangko, Pagar Alam, Muara Enim, Sragen, Bangli, Tidore, Sekayu, dan Pacitan.

Penghargaan Kalpataru diberikan pada 11 orang atau kelompok, yang terdiri dari Kategori Perintis Lingkungan, Kategori Pengabdi Lingkungan, Kategori Penyelamat Lingkungan, dan Kategori Pembina Lingkungan.

Inilah ke-11 penerima penghargaan Kalpataru berdasarkan siaran pers yang disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup.

Kategori Perintis Lingkungan: 1. Sugiarto dari Desa Cowek, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Melakukan penanaman 474.390 pohon seluas lebih kurang 475 ha pada 23 titik sumber mata air di hulu sungai Welang dan 14 anak sungai lainnya. Upayanya berhasil menaikkan debit sumber mata air untuk konsumsi 7.251 jiwa, mengairi 246 ha sawah dan 1.098 ha perikanan air payau serta budidaya pakan 312 ekor sapi.

2. Marmis Asid dari Jorong Harapan, Nagari Sinuruik, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Membangun hutan rakyat seluas 1.500 hektar di DAS Batang Pasaman dan Bukit Talamau. Kearifan lokal Pasaman dihidupkan melalui "Rimbo Larangan " seluas 300 ha. Pembudidayaan 1000 pohon aren untuk penyelamatan hutan Gunung Talamau dan perbaikan ekonomi masyarakat.

3. Lulut Sri Yuliani dari Kelurahan Kedung Baruk, Surabaya, Jawa Timur. Kiprahnya diawali dengan menanam 900 pohon mangrove di Hutan Mangrove Wonorejo. Kemudian mengembangkan ekonomi kreatif berbagai barang kerajinan berbahan dasar mangrove, seperti sabun, oli pate, tempe murni, kerupuk, wedang dan batik seru alami mangrove dengan 44 desain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com