Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arogan, Syarifuddin Pernah Akan Dipindah ke NTB

Kompas.com - 06/06/2011, 14:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Agung Harifin Tumpa menyampaikan, hakim Syarifuddin pernah dilaporkan ke Mahkamah Agung oleh orang yang berperkara karena dianggap bersikap arogan. Atas laporan itu, Mahkamah Agung sempat memutuskan untuk memindahtugaskan Syarifuddin ke Nusa Tenggara Barat. Namun, hal tersebut tidak jadi dilakukan karena Syarifuddin telanjur terlibat kasus dugaan suap.

 "Pernah dilaporkan sikap arogansi yang bersangkutan (Syarifuddin) pada saat memimpin sidang, seperti ada pihak-pihak yang merasa dibentak-bentak. Para pengawas sudah menyiapkan untuk membuat laporan tertulis mengenai yang bersangkutan. Rencananya, dipindahkan keluar Jakarta ke NTB. Tapi, karena sudah keburu seperti ini bukan keluar Jakarta, tapi keluar pengadilan," ujar Harifin setengah bercanda di Gedung MA, Jakarta, Senin (6/6/2011).

Ketika dikonfirmasi mengapa hanya dilakukan pemberhentian sementara atas Syarifuddin, ia mengatakan, pihaknya masih memegang teguh asas praduga tak bersalah. Ia juga sudah mendengar informasi yang disampaikan Indonesian Corruption Watch yang menyebutkan bahwa Syarifuddin pernah melepaskan 39 tersangka dalam 8 kasus korupsi.

Menurut Harifin, sanksi atas pelanggaran yang dilakukan hakim disesuaikan dengan sifat pelanggarannya. Jika melanggar kode etik Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial, hakim bisa diberi sanksi teguran atau pemanggilan. Jika terlibat pidana, ia diberhentikan sementara. Pemecatan baru dilakukan jika yang bersangkutan terbukti bersalah dan putusannya sudah berkekuatan hukum tetap.

"Kita Mahkamah Agung melakukan pengawasan dengan tidak boleh melanggar asas praduga tak bersalah. MA harus memberi contoh bahwa menindak orang harus ada koridor hukum. Tidak bisa karena ada sangkaan-sangkaan lain, ada dugaan. MA adalah puncak dari peradilan, harus menjaga hukum dan keadilan," jelasnya.

Seperti diberitakan, MA memberhentikan sementara Syarifuddin setelah ia dicokok KPK karena diduga menerima suap pada Rabu (1/6/2011) di kediamannya di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Syarifuddin menjadi tersangka dugaan suap PT SCI bersama kurator Puguh Wirayan.

Dalam penangkapan keduanya, KPK juga menyita uang rupiah senilai Rp 250 juta dan sejumlah mata uang asing, yang terdiri atas 84.228 dollar AS, 284.900 dollar Singapura, 20.000 yen, 12.600 baht. Dalam rupiah totalnya sekitar Rp 2 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

    Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

    Nasional
    Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

    Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

    Nasional
    KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

    KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

    Nasional
    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Nasional
    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Nasional
    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Nasional
    Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

    Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

    Nasional
    PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

    PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

    Nasional
    Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

    Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

    Nasional
    Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

    Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

    Nasional
    Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

    Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

    Nasional
    Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

    Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

    Nasional
    Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

    Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

    Nasional
    Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

    Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com