Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini KPK Periksa Andi Mallarangeng

Kompas.com - 31/05/2011, 07:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi menjadwalkan untuk memeriksa Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng terkait kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan, hari ini, Selasa (31/5/2011). Rencananya, Andi akan mendatangi gedung KPK sekitar pukul 09.30.

Juru bicara KPK, Johan Budi, mengatakan, Andi akan dimintai keterangan sebagai saksi. "Keterangan Andi Mallarangeng selaku Menpora sebagai saksi tersangka WF (Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam)," ujar Johan di gedung KPK Jakarta, Senin malam.

Menurut Johan, KPK perlu memeriksa Andi untuk mengonfirmasi sejumlah hal. Namun, Johan belum tahu persis apa yang akan ditanyakan penyidik KPK kepada Andi. Terbuka kemungkinan, kata Johan, politisi Partai Demokrat itu akan dimintai keterangan terkait dana talangan di Kemenpora. "Secara logika, bisa saja dimintai konfirmasi (soal dana talangan)," ujar Johan.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus dugaan suap wisma atlet berawal dari tertangkapnya Sesmenpora Wafid Muharam bersama Manajer Marketing PT Duta Graha Indah Mohamad El Idris, dan mantan Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang sesaat setelah diduga bertransaksi suap di ruangan Wafid di kantor Kemenpora.

Ketiganya kemudian ditetapkan sebagai tersangka penyuapan dengan bukti suap berupa cek senilai Rp 3,2 miliar. Pihak Wafid dan pihak Rosa berdalih bahwa cek senilai Rp 3,2 dari El Idris itu merupakan dana talangan yang dipinjam Kemenpora untuk biaya operasional.

Kuasa hukum Wafid, Erman Umar, Senin (30/5/2011), mengatakan, Andi mengetahui soal kebutuhan dana talangan di Kemenpora. Kebutuhan dana talangan senilai Rp 5 miliar sampai Rp 6 miliar itu, kata Erman, disampaikan Wafid dalam rapat internal Kemenpora dan disetujui Andi. "Saya berharap Menteri tahu fakta kebutuhan dana talangan yang cukup tinggi. Pak Andi harus jujur soal dana talangan," kata Erman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com