Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas Dinilai Pintar Bersikap

Kompas.com - 26/05/2011, 20:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum tak banyak memberi komentar terkait berbagai kasus yang tengah menjerat salah satu kader partai yang dipimpinnya, Muhammad Nazaruddin. Menanggapi hal itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai, Anas bersikap hati-hati agar komentarnya tidak menimbulkan kontroversi.

"Dia pastinya enggak akan keluarkan statement. Itu strategi dia sebab kalau dia berbicara, pertama dia mau ngomong apa. Kalau dia ngomong, berarti sedikit banyak harus berkesan membela Nazaruddin. Itu, kan, enggak mungkin. Kalau itu sih, menurut saya, sebagai politisi, Anas termasuk pintar," ujar Ray Rangkuti saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/5/2011).

Ray menduga, Anas memiliki dilema tersendiri jika mengungkapkan pembelaan ataupun menyudutkan Nazaruddin. Apalagi, disebut-sebut dalam Partai Demokrat, Nazaruddin termasuk dalam kubu Anas sehingga seharusnya ia membela Nazaruddin, bukan menyudutkannya.

"Mungkin dia berpikir, lebih baik diam saja. Kalau dia berkomentar, pasti suasananya akan menyerang atau membela Nazaruddin. Kalau dia melakukan itu, hal itu akan membawa dampak buruk juga terhadapnya," imbuh Ray.

Seperti yang diketahui, selama beberapa pekan terakhir, nama Nazaruddin ramai dibicarakan publik. Ia disebut-sebut juga menerima suap dari PT Duta Graha Indah (DGI) sebesar 13 persen dari proyek pembangunan wisma atlet untuk SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. Suap itu diberikan untuk pemenangan tender PT DGI atas proyek itu.

Belum selesai kasus itu, nama Nazaruddin dikaitkan dengan kasus penipuan yang diduga dilakukannya tahun 2005 dan kasus pelecehan seksual. Terakhir ia disebut-sebut memberikan uang 120 ribu dollar Singapura kepada Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Janedjri M Gaffar tanpa alasan yang jelas. Namun, uang itu dikembalikan lagi kepadanya.

Sampai sejauh ini kasus-kasus tersebut lebih banyak dikomentari oleh sejumlah anggota partai itu dan Presiden SBY. Sementara Anas hanya mengomentari jumpa pers Mahfud terkait suap MK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

    Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

    Nasional
    Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

    Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

    Nasional
    Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

    Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

    BrandzView
    Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

    Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

    Nasional
    KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

    KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

    Nasional
    Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

    Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

    Nasional
    Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

    Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

    Nasional
    Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

    Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

    Nasional
    Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

    Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

    Nasional
    Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

    Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

    Nasional
    Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

    Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

    Nasional
    JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

    JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

    Nasional
    Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

    Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

    Nasional
    Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

    Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

    Nasional
    Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

    Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com