Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Depan, KPK Panggil Nazaruddin

Kompas.com - 26/05/2011, 12:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi akan  memanggil mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin, pekan depan,  terkait kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan. Hal tersebut disampaikan Ketua KPK Busyro Muqoddas di Jakarta, Kamis (26/5/2011).

"Mudah-mudahan minggu depan," katanya.

Menurut Busyro, Nazaruddin akan diperiksa sebagai saksi. Ia diperiksa terkait hubungannya dengan salah satu tersangka, yakni Mindo Rosalina Manulang. "Ya, Anda pasti sudah tahu di dalam akta-akta (kepemilikan PT Anak Negeri) itu," katanya.

Saat kasus ini bergulir, nama Nazaruddin dikaitkan dengan Mindo Rosalina Manulang, mantan Manajer Marketing PT Anak Negeri. Nazaruddin tercatat sebagai pemilik perusahaan tersebut pada tahun 2009. Mantan pengacara Rosa, Kamaruddin Simanjuntak pernah mengungkapkan, kliennya menemani petinggi PT DGI, M El Idris, untuk menemui Sesmenpora Wafid Muharram, atas perintah atasannya. Atasan Rosa, kata Kamaruddin saat itu, adalah seorang bendahara umum partai penguasa. Setelah menjadi polemik yang kian memanas, Rosa mengganti pengacaranya dan mencabut seluruh keterangan dalam berita acara pemeriksaan yang berkaitan dengan Nazaruddin.

"Kita harapkan dia (Nazaruddin) bisa memberikan pencerahan tentang apa yang sebenarnya terjadi," ujar Busyro.

Setelah dicopot dari jabatannya sebagi Bendahara Umum Demokrat, partai menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar partai memberikan bantuan hukum kepada Nazaruddin. Juru Bicara Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, beberapa pengacara sudah disiapkan untuk mendampingi Nazaruddin, yang kini masih tercatat sebagai Bendahara Fraksi PD di parlemen dan anggota Badan Anggaran DPR. Pengacara tersebut antara lain Denny Kailimang dan Amir Syamsuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com