Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Divonis, Dudhie Masih Anggota DPR

Kompas.com - 25/05/2011, 16:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI Perjuangan (PDI-P), Dudhie Makmun Murod, masih tercatat sebagai anggota Komisi VI DPR meskipun telah divonis dua tahun penjara dalam kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Ketua Fraksi PDI-P Tjahjo Kumolo mengungkapkan, pihaknya belum berencana menarik Dudhie dari kursi parlemen.

"Menunggu proses ini semua bagaimana, kami minta kejelasan perkara ini apakah benar proses yang merugikan uang negara," kata Tjahjo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (25/5/2011).

Tjahjo bersaksi untuk para politisi PDI-P yang menjadi terdakwa dugaan suap cek perjalanan, yakni Ni Luh Mariani, Soetanto Pranoto, Suwarno, dan Matheos Pormes. Meski masih menjadi anggota DPR, menurut Tjahjo, fraksinya sudah mencabut fasilitas untuk Dudhie, seperti tunjangan uang reses.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari situs www.dpr.go.id diketahui bahwa Dudhie masih menjabat anggota Komisi VI DPR. Padahal, Dudhie divonis dua tahun penjara pada Mei tahun lalu. Kini, putusan Dudhie sudah berkekuatan hukum tetap. Menurut Tjahjo, pihaknya menunggu proses hukum terhadap kasus yang menjerat 26 politisi DPR 1999-2004 sebagai tersangka penerima dugaan suap itu selesai. Fraksi PDI-P menunggu hingga si pemberi suap menjalani proses hukum.

"Sekarang saya disidang, dituduh dihukum menerima handphone Anda, tapi yang memberi handphone, yang punya handphone enggak pernah ditanya apa handphone-nya saya ambil," kata Tjahjo mencontohkan.

Seperti diketahui, sejumlah anggota DPR Fraksi PDI-P 1999-2004 didakwa menerima suap terkait pemenangan Miranda Goeltom. Selain Dudhie, politisi senior PDI-P lainnya, yakni Panda Nababan, turut terseret. Panda juga masih berstatus sebagai anggota DPR. Terkait status Panda, Tjahjo menyampaikan jawaban yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com