Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Jangan Terjebak Pertarungan Politik

Kompas.com - 24/05/2011, 17:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengingatkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jangan sampai terjebak oleh drama politik dalam tubuh Partai Demokrat yang disebut-sebut terkait dalam kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang, Sumatera Selatan.

Menurut Yunarto, KPK justru bisa menjadi penengah untuk membuka fakta-fakta tersembunyi, termasuk keterlibatan M Nazaruddin dan pihak-pihak yang selama ini tersembunyi di balik kasus itu. "Seharusnya ini menjadi momentum bagi KPK untuk menunjukkan bahwa memang lembaga itu sudah tidak bisa dikooptasi oleh kekuatan politik. KPK jangan terjebak dalam pertarungan kepentingan di antara elite Partai Demokrat," tutur Yunarto, Selasa (24/5/2011) di Jakarta.

Menurut dia, KPK sebagai aparat penegak hukum tinggal menunggu keterangan dari Nazaruddin mengenai kasus pembangunan wisma atlet itu. Selain itu, juga menetapkan status Nazaruddin secara jelas agar dia bisa memberikan keterangan melalui proses hukum.

"Nazaruddin sekarang membuka fakta baru. Ketika itu dibuka, malah kasus ini akan semakin kompleks dan harus semakin ditekan KPK untuk dituntaskan. Ketika ada fakta, walaupun berasal dari turunan kebencian dan kepentingan faksi-faksi dalam partai, tetapi jika fakta itu bisa digunakan, kenapa tidak? Nah ini kita masih tunggu Nazaruddin. Dia juga baru ngomong setengah-setengah. Saya rasa ini akan menarik," papar Yunarto.

Ia menyampaikan bahwa KPK tak perlu ragu untuk meminta keterangan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng jika memang memiliki bukti-bukti yang cukup. "Kalau memang ternyata ada bukti, bisa saja (Mallarangeng) diperiksa. KPK sekali lagi jangan terjebak dalam faksionalisasi (sistem kubu) yang terjadi dalam Demokrat," kata Yunarto.

Nazaruddin sempat mengemukakan ke sejumlah media bahwa Andi Mallarangeng diduga terlibat dalam kasus pembangunan wisma atlet itu. Hal ini tentu saja membawa fakta baru untuk KPK menelusuri asal-usul maupun tujuan pemberian suap kepada Sekretaris Menpora Wafid Muharam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com