Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Antikorupsi "Jalan di Tempat"

Kompas.com - 20/04/2011, 19:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Kemitraan Partnership Laode M Syarif menilai, program antikorupsi di berbagai bidang, termasuk di instansi pemerintah, yang selama ini didengungkan oleh pemerintah, belum menunjukkan hasil alias jalan di tempat. Menurut dia, salah satu penyebab antikorupsi jalan di tempat adalah tidak ada komitmen yang serius dari badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif untuk memperbaiki internal setiap lembaga.

Hal ini diungkapkan Syarif dalam diskusi bertajuk "Mencegah Korupsi di Lembaga Trias Politica" di Gedung Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Rabu (20/4/2011).

"Bagaimana bisa berjalan kalau para pengambil keputusan di legistlatif, eksekutif, dan yudikatif justru yang lebih banyak bersentuhan ataupun melakukan korupsi," ujarnya.

Sebagai contoh, ia menyebutkan, anggota badan legislatif seperti Dewan Perwakilan Rakyat justru terlibat dalam sejumlah kasus korupsi maupun dugaan suap. Seperti pada kasus dugaan suap cek pelawat untuk pemilihan Deputi Gubernur Senior Miranda Swaray Goeltom. Dalam kasus ini, terdapat 26 anggota Dewan yang menjadi tersangka menerima suap untuk memenangkan Miranda. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor gerakan antikorupsi hanya menjadi slogan semata, tetapi susah untuk dijalannya.

"Tidak ada target yang nyata dan terukur untuk memberantas korupsi tersebut. Harusnya program antikorupsi pemerintah bisa bersifat holistik atau menyeluruh. Semua yang terbukti bersalah harus ditindak," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Mochammad Jassin mengatakan, untuk memberantas korupsi dan menjalankan program antikorupsi, seharusnya wewenang lembaga KPK jangan sampai dikebiri hingga hanya mendapatkan wewenang sebagai lembaga pencegahan saja. KPK juga perlu melakukan penindakan terhadap kasus-kasus korupsi.

"Ada yang mengatakan kalau KPK cukup pencegahan saja. Nanti kalau kita sosialisasi pencegahannya saja malah ditertawakan. Kalau mau berantas korupsi, KPK juga perlu ada penindakan. Kita, kan, harus bersatu padu untuk berantas korupsi dan menjalankan program antikorupsi ini," tandasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com