Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICMI: Tak Ada Kekerasan di Agama!

Kompas.com - 16/04/2011, 17:22 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengutuk keras segala bentuk tindak kekerasan, termasuk bom bunuh diri di Cirebon, Jumat (15/4/2011).

Ketua Presidium ICMI Pusat Ilham Akbar Habibie mengatakan, secara mendasar, semua agama telah mengajarkan prinsip-prinsip kedamaian. Dalam pandangan ICMI, kekerasan bukan merupakan bagian dari agama.

"Dalam Islam, seorang Muslim diwajibkan mengucapkan salam jika bertemu Muslim lainnya. Itu artinya, Muslim mengampanyekan kedamaian untuk semua orang," katanya seusai pelantikan pengurus ICMI Jawa Timur di Surabaya, Sabtu (16/4/2011).

Menurut Ilham, setiap konflik dalam dimensi apa pun harus dilakukan dengan cara dialog meskipun kadang harus menempuh jalan buntu. Namun yang jelas, dengan berdialog kemungkinan besar akan dicapai solusi bagi kedua belah pihak. Kejadian bom bunuh diri di masjid dekat Markas Polresta Cirebon kemarin adalah bukti ada sedikit kesalahan pada sistem sosial keagamaan di negeri ini.

"Jika sudah begini, yang harus ditegakkan adalah hukum yang berlaku dan pemerintah harus tegas dalam menegakkan hukum," kata putra mantan Presiden BJ Habibie ini.

Terkait pelaku bom bunuh diri, Ilham mengaku tidak berani menuding kelompok tertentu.

"Yang saya tahu dari surat kabar, pelakunya sama dengan pelaku bom Bali," ujarnya.

Seperti diberitakan, bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro, Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, terjadi Jumat siang usai shalat Jumat berlangsung. Pelaku tewas dan puluhan polisi, termasuk Kapolresta Cirebon Ajun Komisaris Besar Herukoco mengalami luka serius. Pihak kepolisian mengungkapkan, ciri-ciri pelaku peledakan bom bunuh diri tersebut adalah pria berusia 25-30 tahun dengan tinggi 170 sentimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com