Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi Bukan untuk Jatuhkan Presiden

Kompas.com - 21/03/2011, 16:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah dan aparat keamanan diharapkan tidak perlu gerah dengan istilah revolusi atau gerakan mahasiswa dan elemen masyarakat. Gerakan-gerakan tersebut justru bertujuan untuk mengembalikan kedaulatan negara.

”Revolusi itu bukan untuk menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Yang dimaksud dengan revolusi adalah upaya untuk mengembalikan kedaulatan negara dan bangsa,” kata Permadi, mantan anggota DPR dari Fraksi PDI-P, Senin (21/3/2011), saat ditemui di kampus Universitas Satya Negara Indonesia (USNI), Jakarta Selatan.

Kedaulatan, kata Permadi, menyitir Bung Karno, yaitu membangun Trisakti, kedaulatan politik, kedaulatan ekonomi, dan kedaulatan budaya. ”Spirit itu yang harus dibangun. Jika tidak, kita hanya menjadi kuli di negeri sendiri,” ujarnya.

Saat ini, menurut Permadi, ketiga unsur kedaulatan tersebut telah hilang. ”Secara politik, pemerintah tunduk di bawah kebijakan asing. Secara ekonomi, kita tunduk pada IMF (Dana Moneter Internasional). Elite pemerintahan tidak mampu membuat kebijakan yang independen,” tutur Permadi.

Di sisi budaya pun kondisinya tidak berbeda. Ia mencontohkan kasus klaim sejumlah warisan seni budaya nasional oleh pihak Malaysia yang tidak ditanggapi secara tegas oleh Pemerintah RI.

”Jadi Presiden dan para bawahannya tidak perlu paranoid dengan istilah revolusi, gerakan mahasiswa, atau aksi elemen masyarakat,” ungkapnya.

Aksi-aksi tersebut seharusnya ditanggapi positif karena bertujuan mengembalikan kedaulatan negara. Gerakan revolusioner, menurut Permadi, bertujuan mendorong Presiden dan para pembantunya membuat kebijakan sendiri tanpa didikte pihak luar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com