JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan, kawat diplomatik Amerika Serikat yang dibocorkan WikiLeaks hanya berisi gosip.
Ia menilai, dalam pemberitaan yang dilansir dua media Australia, The Age dan Sydney Morning Herald, mengenai keterlibatan Presiden SBY, didasari ketidakakuratan dan kejanggalan fakta.
"Ya, lihat saja. Dalam laporan surat kabar tersebut, intervensi terhadap Bapak Taufiq Kiemas dilakukan pada Desember 2004 melalui Bapak Hendarman Soepandji. Padahal, yang bersangkutan (Hendarman) baru diangkat jadi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) pada 2 Mei 2005," jelas Andi kepada wartawan di Warung Daun, Jakarta, Jumat (11/3/2011).
Andi juga menilai, pemberitaan dua media massa tersebut terkesan mengintervensi pemerintahan. "Satu lagi, kenapa berita ini muncul bertepatan dengan kunjungan resmi kenegaraan Wakil Presiden Boediono ke Australia hari ini? Atas hal tersebut, saya menangkap kesan bahwa pemberitaan ini dapat memojokkan Indonesia," pungkasnya.
Seperti diberitakan, The Age dan Sydney Morning Herald memuat berita utama tentang penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden SBY.
Disebutkan, Presiden SBY campur tangan untuk beberapa kejadian, seperti memengaruhi hakim dan menggunakan intelijen untuk memata-matai saingan politiknya. Selain itu, istri SBY, Kristiani Herawati, juga disebut menumpuk harta dengan memanfaatkan kekuasaan suaminya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.