Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga AS Ancam Bakar Diri

Kompas.com - 09/03/2011, 20:54 WIB

DENPASAR.KOMPAS.com- Upaya petugas Imigrasi Denpasar untuk mendeportasi seorang warga Amerika Serikat (AS) Eli Gattenio tak berjalan mulus. Lantaran enggan berpisah dengan 4 anaknya, Eli menolak untuk dipulangkan ke Negaranya. Bahkan ia mengancam akan melakukan aksi bakar diri bersama ke-4 anaknya bila tetap dipaksa untuk meninggalkan Indonesia.

"Ia hanya bersedia dideportasi bila bisa pergi bersama anak-anaknya," ujar Ika, salah seorang kerabat dekat keluarga Eli, Rabu (09/03/2011). Kantor Wilayah Imigrasi Denpasar terpaksa mendeportasi Eli karena visanya telah kadaluwarsa.

Sementara keinginan Eli adalah tetap berada di samping ke-4 anaknya karena selama ini ia mengasuh sendiri buah hatinya setelah bercerai dengan sang istri, seorang warga Negara Indonesia, Sari Soraya Ruka pada Mei 2010 lalu.

Masalahnya, ke-4 buah hatinya yakni Indigo Gattenio, 11, Hope dan Joy,9, serta si bungsu Nadia, 3, berkewarganegaraan Indonesia mengikuti ibunya. Sementara paspor mereka berada di tangan Soraya yang kini bak hilang ditelan bumi karena tak pernah muncul pasca bercerai dengan Eli.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Bali dan Konsulat Jendral AS di Bali pun telah turun tangan untuk mencari solusi permasalahan ini. Setelah berkoordinasi dengan pihak imigrasi, deportasi yang rencananya dilangsungkan senin (07/03/2011) lalu ditunda hingga Kamis besok.

"Memang ada permintaan diundur dari pihak konsulat," ujar Kepala Divisi Imigrasi Denpasar, Darmawan Daud, saat dikonfirmasi, Rabu (09/03/2011).

Namun, upaya deportasi ini kemungkinan tetap alot karena Eli bersikukuh tak ingin dipisahkan dengan anak-anaknya. Sampai saat ini Eli mengurung diri di tempat tinggalnya sebuah villa kawasan Kuta bersama ke-4 anaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com