Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ray: Ucapan Dipo Picu Konflik Horizontal

Kompas.com - 08/03/2011, 18:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Sekretaris Kabinet Dipo Alam yang menuding para tokoh lintas agama telah mempolitisasi isu Ahmadiyah dan mencampuri urusan umat Islam ditentang keras oleh sejumlah tokoh agama. Menurut, Anggota Badan Pekerja Lintas Agama Ray Rangkuti, ucapan Dipo Alam justru akan berpotensial menimbulkan konflik horizontal antarumat beragama.

"Saya justru melihat, pernyataan Pak Dipo ini seolah-olah dapat membuka keran konflik horizontal antar umat beragama," ujarnya saat menghadiri konferensi pers di Maarif Institute, Jakarta, Selasa (8/3/2011).

Ray mengatakan, seharusnya Dipo Alam terlebih dahulu mengklarifikasi pernyataannya tentang masalah itu.

"Harusnya, sebagai pejabat negara beliau (Dipo Alam) mengklarifikasi dahulu melalui Menteri Dalam Negeri atau melalui siapa, apakah benar tokoh lintas agama seolah-olah mencampuri urusan umat Islam," jelasnya.

Namun, Ray menambahkan, saat ini tokoh-tokoh lintas agama tidak akan terpengaruh dengan ucapan Dipo Alam. Menurutnya, saat ini tokoh lintas agama telah bekerja dengan mengutamakan toleransi antarumat beragama.

"Dengan segala hormat kepada pak Dipo, tokoh-tokoh agama ini adalah orang-orang yang sangat paham posisinya masing-masing. Karena kita menganggap toleransi itu adalah saling menjaga rumah masing-masing," tambahnya.

Sementara itu, menurut Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom, tokoh lintas agama hanya memiliki kompetensi kerangka konstitusi dalam menilai permasalahan tersebut.

"Kita tidak ada maksud mencampuri akidah dari agama Islam. Untuk itu, kita tidak memiliki kompetensi mencampuri itu. Substansinya dalam masalah tersebut, hanya kerangka konstitusi yang kita permasalahkan," tambahnya.

Seperti diberitakan, beberapa waktu lalu Seketaris Kabinet Dipo Alam menyebut para pemuka agama itu sebagai burung gagak hitam yang tampak seperti merpati berbulu putih. Hal tersebut diungkapkan Dipo yang menilai para tokoh lintas agama telah mempolitisasi kasus Ahmadiyah dan dianggap mencampuri urusan umat Islam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com