Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imparsial Ragukan Densus Anti-anarki

Kompas.com - 03/03/2011, 18:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — The Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial) mempertanyakan keputusan Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo yang akan membentuk Detasemen Khusus Anti-anarki dengan landasan dari peristiwa-peristiwa kekerasan di Temanggung dan Cikeusik.

Menurut Koordinator Peneliti Imparsial Bhatara Ibnu Reza, pembentukan kesatuan baru ini tampak tidak berlandaskan perencanaan yang matang, seperti layaknya pembentukan Detasemen 88 Antiteror yang didukung sepenuhnya oleh negara.

Ia mempertanyakan rencana tersebut sudah disetujui Presiden atau belum. Dalam arti, Presiden mendukung sepenuhnya sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI, di mana kebijakan Polri harus sesuai dengan kebijakan Presiden.

"Kelihatannya tidak terencana pembentukan detasemen ini. Saya merasa perlu ada pemikiran yang terencana dan matang untuk membentuk itu. Seperti Detasemen 88 yang di-support negara dan Presiden. Apakah Presiden setuju dengan kebijakan ini?" tegas Bhatara dalam jumpa pers Imparsial, Kamis (3/3/2011).

"Ini terlihat tidak terencana sama sekali. Harusnya peristiwa Cikeusik dan Temanggung bukan menjadi dasar terbentuknya detasemen yang baru. Peristiwa ini sudah sering terjadi, harusnya bisa dicegah, tapi bukan pembentukan kesatuan yang baru," tambahnya.

Pembentukan kesatuan dalam tubuh Polri, lanjut Bhatara, tentunya membutuhkan biaya besar. Ia mempertanyakan kejelasan biaya untuk detasemen anti-anarki dan telah diketahui oleh parlemen atau tidak. Jika biaya yang dibutuhkan besar, alangkah baiknya digunakan Polri untuk memperkuat persenjataan dan personelnya di kesatuan-kesatuan yang lama sehingga tidak perlu menambah kesatuan yang memakan biaya besar, tetapi mempunyai fungsi sama dengan kesatuan lainnya.

"Pembentukan detasemen khusus anti-anarki ini legal menurut hukum? Sudah sesuai dengan Undang-Undang Polri Nomor 2 Tahun 2002? Apakah parlemen sudah mengetahui hal ini, terutama melihat budget untuk pembentukan kesatuan baru? Pembentukan seperti ini tentunya membutuhkan biaya yang besar," imbuh Bhatara.

Imparsial berharap, baik parlemen maupun Presiden mengevaluasi pembentukan Detasemen Khusus Anti-anarki yang dilakukan oleh Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo ini karena dianggap tidak memiliki landasan berpikir yang kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com