JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah terus memulangkan tenaga kerja Indonesia dari Arab Saudi ke Tanah Air setiap hari. Adapun proses pemulangan ratusan TKI bermasalah masih menunggu penyelesaian izin keluar dari Pemerintah Arab Saudi.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar menyampaikan hal itu di Jakarta, Senin (7/1/2011). Sebelumnya, dia didampingi pelaksana tugas Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Soenarno menerima rombongan Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah yang ingin menyerahkan simbol hasil penggalangan Rp 1.000 untuk pemulangan TKI yang mencapai Rp 113,4 juta.
"Selama dua hari ini sudah ada pembicaraan bilateral di Jeddah antara pemerintah Indonesia dan Saudi yang dipimpin Kementerian Luar Negeri menyangkut pemulangan TKI di Saudi, terutama di Jeddah. Kesulitannya adalah exit permit dari Saudi," ujar Muhaimin.
Setiap warga negara asing wajib memiliki izin keluar dari pemerintah setempat. TKI mutlak memiliki izin ini untuk menjamin seluruh hak telah terpenuhi dan dia tidak memiliki utang apa pun kepada majikan.
Jembatan Al-Kandarah di Jeddah menjadi tempat tujuan warga negara asing yang ingin dideportasi dari Arab Saudi. Mereka ingin ditangkap aparat kerajaan Arab Saudi dan dibawa ke tarhil (kantor imigrasi) untuk dideportasi.
Menurut data Kementerian Luar Negeri (Kemlu) per 18 Januari 2011, ada 214 WNI yang bertahan di bawah jembatan Al-Kandarah.
Namun, atas sumbangan dana dari Migrant Care tadi, Muhaimin tak bersedia menerima. Alasannya, Anis semestinya menyerahkan dana tersebut ke Kemlu yang memimpin proses pemulangan.
"Salah alamat kalau ke sini. Lagi pula, pemerintah punya anggaran khusus dan tahun lalu saja sudah memulangkan 20.000 orang dari Jeddah," ujarnya.
Sementara itu, Anis mengeluhkan sikap pemerintah yang belum juga memprioritaskan pemulangan TKI di Arab Saudi atau Mesir.
"Dari Mesir baru tiga TKI yang pulang. Begitu juga ratusan TKI yang masih ada di bawah jembatan di Jeddah. Yang kami dorong adalah pemulangan mereka," ujar Anis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.