Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prananda seperti Pak Karno, Berwibawa...

Kompas.com - 09/04/2010, 19:15 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Dari semua spanduk dan baliho besar yang dipasang di depan Hotel Grand Inna Bali Beach, tempat pelaksanaan Kongres III PDI Perjuangan berlangsung, 'terselip' spanduk berukuran kecil tertulis, Dukung Prananda Prabowo Masuk DPP DPI Perjuangan Periode 2010-2015.

Meski spanduk dukungan Prananda berukuran kecil, kalah dengan puluhan spanduk yang menyatakan dukungan kepada Megawati Soekarnoputri kembali memimpin partai, namun spanduk Prananda 'mencuri' mata sebagian warga Bali yang kebetulan melihatnya. Obrolan santai kemudian terlontar dari beberapa warga Bali yang sempat ditemui pascakongres.

"Ini anaknya Bu Mega juga kan? Kemarin ada di teve sama Mba Puan juga. Ganteng juga," kata Wayan Ari mengawali pembicaraan saat dimintai tanggapannya sambil memperhatikan wajah Prananda Prabowo.

Perempuan muda Bali yang tinggal di Karangasem ini dengan lancar kemudian mengungkapkan lagi kekagumannya dengan wajah Prananda yang dianggapnya mirip dengan Bung Karno.

"Kalau saya sih, Mas Prananda ini juga bisa dipersiapkan Bu Mega untuk menggantikannya. Syukur-syukur jadi calon presiden. Bali itu mayoritas pendukung PDI-P, apa kata Bu Mega pasti didukung. Apa nanti Mas Prananda, atau Mbak Puan," ujarnya.

Pak Nengah, lelaki paruh baya ini kemudian ikut dalam diskusi kecil soal figur Prananda Prabowo. Warga Bali yang mengaku tinggal di Jimbaran ini sengaja datang ke Sanur, hanya sekedar sebagai kader, meski bukan utusan partai untuk ikut dalam pelaksanaan Kongres PDI-P yang resmi ditutup, Kamis (8/4/2010) malam kemarin.

"Kalau Bu Mega merestui Prananda jadi calon presiden, saya juga ikut dukung. Lihat langsung saja belum mas, cuma  denger-denger aja namanya," ujar Pak Nengah.

"Kalau Mbak Puan saya sudah sering lihat, Mas Prananda belum. Lihat gambarnya, gagah. Seperti kakeknya Pak Karno, berwibawa. Cuma sekarang kan, ngomongnya aja belum kita denger sampai sekarang," kata Pak Nengah lagi.

Guruh Soekarnoputra punya argumentasi lain dengan sosok Prananda Prabowo, termasuk figur Puan Maharani. Guruh mencoba meyakinkan, Prananda dan Puan Maharani masih terlalu hijau dalam dunia politik.

"Kedua keponakan saya itu masih hijau. Jadi, masih harus banyak belajar. Saya juga belum melihat secara langsung kiprah Mas Nanan (Prananda) di partai selama ini. Puan juga. Terlalu tinggi jabatannya di DPP saat ini," kata Guruh.

Sementara Cepi Budi Mulyawan yang mengatasnamakan Koordinator Muda PDI-P (KAMU) dalam pesan singkatnya menyayangkan keputusan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum yang tak menempatkan Prananda Prabowo sebagai salah satu Ketua DPP PDI-P.

"Saya melihat, ada yang merasa terganggu kalau Prananda masuk di DPP. Ada yang tidak mau keinginannya terganggu untuk berkawan dengan Partai Demokrat pascakongres. Kekawatiran ini  beralasan, sebab dalam waktu singkat saja nama Prananda sudah dikenal dan dapat dukungan konkret dari basis ideologi PDI Perjuangan," kata Cepi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PP Tapera Diteken, Pendapatan Pegawai Negeri, Swasta, dan 'Freelance' Akan Dipotong 3 Persen

PP Tapera Diteken, Pendapatan Pegawai Negeri, Swasta, dan "Freelance" Akan Dipotong 3 Persen

Nasional
Buka Peluang Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Nasdem: Komunikasi Kami Bagus

Buka Peluang Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Nasdem: Komunikasi Kami Bagus

Nasional
Pilkada Serentak 2024, Keamanan Papua Jadi Perhatian Khusus

Pilkada Serentak 2024, Keamanan Papua Jadi Perhatian Khusus

Nasional
Dirut Pertamina Sampaikan 2 Strategi untuk Capai Komunitas Ekonomi ASEAN

Dirut Pertamina Sampaikan 2 Strategi untuk Capai Komunitas Ekonomi ASEAN

Nasional
Nasdem Beri Surat Rekomendasi ke 6 Kader Ikut Pilkada, Ada di Papua dan Bangka Barat

Nasdem Beri Surat Rekomendasi ke 6 Kader Ikut Pilkada, Ada di Papua dan Bangka Barat

Nasional
Wamenkeu Sebut Indonesia Mulai Berproses Jadi Anggota Penuh OECD

Wamenkeu Sebut Indonesia Mulai Berproses Jadi Anggota Penuh OECD

Nasional
Baru 19 Persen Daerah Masuk Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kering dan Banjir Bandang Sekaligus

Baru 19 Persen Daerah Masuk Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kering dan Banjir Bandang Sekaligus

Nasional
Menko Polhukam: Mendekati Pilkada, Eskalasi Kerawanan Sedang hingga Tinggi

Menko Polhukam: Mendekati Pilkada, Eskalasi Kerawanan Sedang hingga Tinggi

Nasional
Caleg PKS Diduga Selundupkan 70 Kg Sabu, Polisi Usut Dugaan Uang Mengalir ke Partai

Caleg PKS Diduga Selundupkan 70 Kg Sabu, Polisi Usut Dugaan Uang Mengalir ke Partai

Nasional
Kapolri dan Kejagung Diminta Jelaskan Isu Jampidsus Dibuntuti, Tak Cuma Pamer Keakraban

Kapolri dan Kejagung Diminta Jelaskan Isu Jampidsus Dibuntuti, Tak Cuma Pamer Keakraban

Nasional
Soal Densus 88 Buntuti Jampidsus, Menko Polhukam: Kapolri dan Jaksa Agung Menghadap Jokowi

Soal Densus 88 Buntuti Jampidsus, Menko Polhukam: Kapolri dan Jaksa Agung Menghadap Jokowi

Nasional
KPK Pastikan Akan Banding Putusan Sela Perkara Gazalba Saleh

KPK Pastikan Akan Banding Putusan Sela Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Membaca Sikap Politik PDI Perjuangan

Membaca Sikap Politik PDI Perjuangan

Nasional
Bukan Anies, Nasdem Kini Utamakan Usung Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta

Bukan Anies, Nasdem Kini Utamakan Usung Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta

Nasional
Achsanul Qosasi Klaim Tak Kondisikan Temuan BPK di Proyek BTS 4G

Achsanul Qosasi Klaim Tak Kondisikan Temuan BPK di Proyek BTS 4G

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com