Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopassus Dituduh Terlibat Pembunuhan Politik di Aceh

Kompas.com - 22/03/2010, 19:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Korps pasukan khusus TNI Angkatan Darat, Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, dituduh terlibat dalam sejumlah operasi pembunuhan berlatar belakang politik di Aceh sepanjang masa Pemilihan Umum  2009.

Tuduhan datang dari Allan Nairn, wartawan asal Amerika Serikat (AS), dalam tulisan di blog-nya, http://www.allannairn.com/2010/03/breaking-news-indonesian-army-kopassus.html. Tulisan tertanggal 21 Maret 2010 itu berjudul "Breaking News: Indonesian Army, Kopassus, Implicated in New Assassinations. Forces Chosen By Obama for Renewed US Aid Ran '09 Activist Murders".

Allan sebelumnya dikenal dengan liputan investigatif-nya dan laporan tentang Peristiwa Dili, Timor Timur (sekarang Timor Leste), yang berdampak pada pemutusan bantuan AS terhadap TNI pada tahun 1993 oleh Kongres AS ketika itu.

Dalam laporan sepanjang 60 paragraf itu, Allan mengutip pernyataan sejumlah pihak dari aparat pemerintah senior, kepolisian, istri korban pembunuhan, dan bahkan pejabat Kopassus yang menurutnya terlibat dan bertanggung jawab pada sejumlah pembunuhan itu.

Dia dalam tulisannya juga menyebutkan, sejumlah pembunuhan berlatar belakang politik terhadap sejumlah anggota Partai Aceh, yang terjadi semasa proses pemilu di sana, diketahui dan bahkan diperintahkan oleh otoritas petinggi di Jakarta.

Allan juga menyebutkan, aparat pemerintah senior yang menjadi narasumber tulisannya itu juga memberi sejumlah rincian tentang nama-nama para korban, metode pembunuhan, dan pelaku pembunuhan. Data itu kemudian dia verifikasikan kembali ke sejumlah pejabat senior di kepolisian.

Dalam tulisannya, Allan menyebutkan bahwa sedikitnya ada delapan aktivis Partai Aceh yang dibunuh. Beberapa korban pembunuhan, seperti Tumijan (35), buruh perkebunan kelapa sawit asal Nagan Raya, dan Dedi Novandi (33) atau Abu Karim, yang ditembak di bagian kepala di depan rumahnya di Gampong Baro, Bireuen.

Isapan jempol

Menanggapi tuduhan itu, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar (Kapuspen Mabes) TNI Marsda Sagom Tamboen, saat dihubungi per telepon, menilai bahwa tulisan Allan dalam blog-nya tidak lebih dari sekadar isapan jempol belaka, sepanjang tuduhan itu tidak dilengkapi dengan bukti-bukti.

"Saya kenal dia (Allan) sejak tahun 1989 waktu di Kanada. Dia itu salah seorang mitra Ramos Horta waktu masuk Timtim. Semua orang kan bisa saja ngomong si anu terlibat anu. Tapi selama tidak ada fakta dan data pendukung, yang namanya anu akan tetap jadi anu. Kalau yang dituduh Kopassus, apa benar seperti itu?" ujar Sagom.

Sagom mengklaim, sepanjang masa Pemilu 2009 tidak pernah ada laporan resmi, apalagi dari Partai Aceh, bahwa mereka kehilangan sejumlah aktivis partai politik tersebut. Sejumlah peristiwa penyerangan dan pembunuhan yang terjadi, menurut Sagom, disebabkan persaingan antarpartai politik (parpol) ketika itu, seperti selama ini juga dibenarkan oleh otoritas pemerintah dan kepolisian setempat.

"Tidak pernah ada laporan ada serangan dari prajurit Kopassus. Saya lihat tulisan ini mau coba dikaitkan dengan rencana kedatangan Obama (Presiden Amerika Serikat Barack Obama). Tujuannya agar langkah-langkah kemitraan yang terus dibangun oleh kedua negara kembali terganggu," ujar Sagom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bobby Sebut Grup Keluarga Jokowi Belum Bahas Kaesang Maju Pilkada

Bobby Sebut Grup Keluarga Jokowi Belum Bahas Kaesang Maju Pilkada

Nasional
Pihak Pegi Ngadu ke DPR, Minta Kapolri Dipanggil soal Kasus Vina Cirebon

Pihak Pegi Ngadu ke DPR, Minta Kapolri Dipanggil soal Kasus Vina Cirebon

Nasional
DPR Sahkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak Jadi UU

DPR Sahkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak Jadi UU

Nasional
Soal Maju Pilkada Jakarta, Kaesang: Tunggu Kejutannya di Bulan Agustus

Soal Maju Pilkada Jakarta, Kaesang: Tunggu Kejutannya di Bulan Agustus

Nasional
Pimpin Rakernas XVII Apeksi, Walkot Surabaya Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

Pimpin Rakernas XVII Apeksi, Walkot Surabaya Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

BrandzView
Bobby Akan Tetap Minta Rekomendasi ke PDI-P untuk Maju Pilkada Sumut

Bobby Akan Tetap Minta Rekomendasi ke PDI-P untuk Maju Pilkada Sumut

Nasional
RUU MK Belum Disahkan, Puan: Buat Apa Terburu-buru kalau Nanti Tak Bermanfaat

RUU MK Belum Disahkan, Puan: Buat Apa Terburu-buru kalau Nanti Tak Bermanfaat

Nasional
Komisi II Buka Peluang Panggil Pemerintah, Minta Penjelasan Soal Pengunduran Diri Bos Otorita IKN

Komisi II Buka Peluang Panggil Pemerintah, Minta Penjelasan Soal Pengunduran Diri Bos Otorita IKN

Nasional
KPK Akan Konfirmasi Hasto soal Informasi Baru Terkait Harun Masiku

KPK Akan Konfirmasi Hasto soal Informasi Baru Terkait Harun Masiku

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Janji Segera Limpahkan Berkas 20 Tersangka Lain

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Janji Segera Limpahkan Berkas 20 Tersangka Lain

Nasional
5 Pimpinan MPR RI Sambangi Nasdem Tower

5 Pimpinan MPR RI Sambangi Nasdem Tower

Nasional
Adam Deni Divonis 6 Bulan Bui di Kasus Ke-2 dengan Ahmad Sahroni

Adam Deni Divonis 6 Bulan Bui di Kasus Ke-2 dengan Ahmad Sahroni

Nasional
Jokowi Blak-blakan soal Harga lahan di IKN

Jokowi Blak-blakan soal Harga lahan di IKN

Nasional
Pimpinan Komisi II Kritik Putusan MA, Aturan Tak Bisa Diutak-atik demi Kepentingan Pihak Tertentu

Pimpinan Komisi II Kritik Putusan MA, Aturan Tak Bisa Diutak-atik demi Kepentingan Pihak Tertentu

Nasional
Pekan Depan, KPK Panggil Sekjen PDI-P Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

Pekan Depan, KPK Panggil Sekjen PDI-P Jadi Saksi Kasus Harun Masiku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com