Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Dur Konsisten Membela Kaum Minoritas

Kompas.com - 31/12/2009, 05:26 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Gus Dur adalah ikon NU yang menguasai berbagai bidang, baik politik, sosial, budaya, dan agama. Sampai saat ini belum ada tokoh NU lain yang sanggup menandinginya. Demikian pandangan koordinator Rabithah Ma’ahidil Islamiyah (RMI) Wilayah Barat, KH Ahmad Zaim Ma’shoem tentahg sosok almarhum Gus Dur yang telah wafat tadi malam.

Menurut Ma'shoem, warga Nahdliyin saat ini benar-benar sangat kehilangan dengan wafatnya Gus Dur, sebab Gus Dur adalah tokoh panutan yang selalu siap untuk menjadi "bemper" menghadapi berbagai permasalahan dan situasi nasional.

"Beliau pasti akan memosisikan dirinya menjadi ’bemper’ menghadapi isu-isu nasional yang dipandang akan membuat umat Islam menjadi tersudut," kata mantan Ketua RMI Jawa Tengah, sayap organisasi NU yang membawahi pondok pesantren tersebut.

Ia mengatakan, Gus Dur juga selalu konsisten dengan prinsip-prinsip yang diyakininya, meskipun banyak pihak menilai Gus Dur inkonsisten. "Namun, semua itu terjadi karena mereka belum memahaminya," kata pria yang akrab disapa Gus Zaim itu.

Bukti kekonsistenan Gus Dur, kata dia, adalah perjuangannya untuk membela kaum minoritas, lemah, kecil, sebab dia merasa umat Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia tidak dapat berbuat seenaknya terhadap kaum minoritas.

"Penindasan yang dilakukan umat Islam di Indonesia terhadap kaum minoritas justru akan berdampak buruk bagi umat Islam sendiri. Kalau di Indonesia bisa seenaknya, bagaimana dengan umat Islam minoritas di daerah tertentu," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, Gus Dur selalu memperjuangkan kelangsungan kaum minoritas, terutama yang ada di Indonesia untuk menciptakan kedamaian, keamanan, dan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.

"Meskipun, dalam menjalankan prinsip memerjuangkan kaum minoritas itu Gus Dur sering melakukan langkah berbeda, sehingga dipandang inkonsisten, namun langkah-langkah yang dilakukan sebenarnya tidak mengubah prinsip dasar beliau," katanya.

Menurut dia, Gus Dur juga merupakan tokoh yang bersikap inklusif dalam berdakwah, sehingga membuatnya dapat diterima oleh seluruh kalangan. "Satu kata kunci yang saya tangkap dari sosok Gus Dur adalah silaturahmi," katanya.
 
Ia mengatakan, sikapnya yang inklusif tersebut, menjadikan Gus Dur tidak segan-segan untuk memasuki gereja yang merupakan tempat peribadatan umat Kristiani, sebab Gus Dur merasa dakwah dapat dilakukan di mana saja.

"Sebenarnya ada beberapa tokoh NU yang juga memiliki kemampuan politik, sosial, dan budaya seperti Gus Dur, namun hanya menguasai salah satu, misalnya hanya pintar soal politik saja atau soal budaya saja," katanya.
 
Selain itu, kata dia, sampai saat ini juga belum ada tokoh yang siap menghadapi fitnah seperti Gus Dur, sebab banyak fitnah yang ditujukan kepada Gus Dur, seperti saat Gus Dur mengunjungi gereja diisukan dibaptis, dan sebagainya.
     
"Apa ada tokoh yang siap menghadapi fitnah setangguh Gus Dur, karena beliau selalu menyikapi fitnah yang ditujukan kepadanya dengan santai dan tenang, serta mengeluarkan ungkapan khas ’gitu aja kok repot’," katanya.

Ditanya dengan nasib warga Nahdliyin sepeninggal Gus Dur, ia mengatakan, warga Nahdliyin tentu kehilangan tokoh yang selama ini dijadikan sebagai panutan, namun hal itu tidak menjadikan warga Nahdliyin akan kehilangan arah.
     
"Jangan lupa, NU memiliki kultur yang berbeda dibandingkan organisasi masyarakat lain, karena warga Nahdliyin di daerah-daerah tetap memiliki tokoh atau kiai lokal yang selama ini dianggap sebagai panutan," kata Gus Zaim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com