Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erman Bersyukur Masih Sempat Momong Gus Dur

Kompas.com - 30/12/2009, 20:41 WIB

KOMPAS.com — Saat-saat terakhir mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memang penuh makna. Saat sakit di Jombang dan tengah dalam proses evakuasi ke Surabaya pekan lalu, Gus Dur malah bersikukuh kembali ke Jombang untuk berziarah ke makam keluarga.

Kejadian seperti ini terulang kembali di Jakarta. Saat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Minggu (27/12/2009), Gus Dur melalui sekretaris pribadinya, Bambang, menelepon Erman Suparno, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabinet Indonesia Bersatu I. Erman pun datang ke RSCM.

Sampai di sana, Gus Dur langsung mengajak Erman ke kantor (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). "Ini kan hari Minggu, Gus?" tanya Erman. Gus Dur bilang, "Ya enggak apa-apa. Saya pengin ke kantor," kenang Erman sambil menirukan jawaban Gus Dur ketika itu.

Erman pun mengajak Gus Dur ke PBNU. "Kantor sepi. Hanya ada kami bertiga, saya, Gus Dur, dan ajudannya, Bambang," ujar mantan bendahara Partai Kebangkitan Bangsa tersebut mengenang.

"Beliau saya lihat sangat menikmati kantor dengan duduk di kursinya yang biasa. Kami mengobrol hal-hal ringan, yang lucu, dan soal sejarah dan budaya dari jam sebelas sampai jam dua siang. Baru setelah itu, Gus Dur kembali ke RSCM," imbuh mantan Ketua Komisi VII DPR periode 1999-2004.

Erman mengenang, Gus Dur merupakan pribadi yang menjadi panutan banyak orang dalam hubungan antarumat. Dia juga suka berteman banyak dan tidak pernah membenci atau mendendam orang yang berbeda pendapat dengannya.

Dia hanya membenci hal yang tidak benar. Dalam kapasitas sebagai ulama, Gus Dur telah memberikan pencerahan-pencerahan spiritual keagamaan, pemikiran, dan nasihatnya sebagai bagian dari memberi inovasi dan dorongan kepada semua orang.

"Beliau juga sangat melindungi kaum minoritas dan memperjuangkan persamaan hak. Dia tokoh nasional yang patut menjadi panutan," ujar Erman.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com