Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono dan Sri Mulyani Diganti, Ekonomi Tak Menentu?

Kompas.com - 16/12/2009, 18:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Desakan agar Wakil Presiden Boediono dan mengundurkan diri dari jabatannya beberapa waktu terakhir ini semakin kuat terdengar. Ekonom BNI, Tony Prasetiantono, mengatakan ada dua skenario yang akan terjadi bila kedua pejabat Kabinet Indonesia Bersatu itu diganti.

"Saya memiliki imajinasi paling liar dengan skenario terburuk atas kasus Bank Century yang tidak kunjung selesai hingga sekarang, yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Mantan Gubernur Senior BI Boediono mundur. Ada dua skenario kalau itu terjadi," ujarnya saat Diskusi World Bank di Jakarta, Rabu (16/12/2009).

Masalahnya, menurut Tony, siapa yang akan menjadi pengganti kedua pejabat itu, sementara pasar selama ini masih merasa nyaman dengan kebijakan pemerintah.

Skenario pertama adalah bila kedua pejabat ini digantikan oleh orang yang juga kredibel. Oleh karena itu, hal tersebut tidak akan mengganggu persepsi pasar. Namun, jika tidak, maka pasar akan merespons dengan menarik capital inflow. Nilai tukar rupiah dan IHSG melemah. "Hal tersebut sudah terbukti pada kabinet tahun 2004. Isi kabinet tersebut diisi oleh orang yang tidak tepat," tambahnya. 

Kemudian, skenario kedua adalah hanya Sri Mulyani yang diganti. Dikhawatirkan, pasar akan merespons negatif atas penggantian tersebut dan menyebabkan penarikan hot money yang ada di pasar bursa. Padahal, separuh investor di Indonesia merupakan investor asing jangka pendek. 

Dia menjelaskan, komposisi dana asing di saham saat ini mencapai 50 persen. Bila investor asing ini cabut dari Indonesia, maka kondisi makro akan terganggu.
"Masalahnya, kondisi nilai tukar dan IHSG kita banyak dipengaruhi oleh sentimen dan bukan fundamental sehingga, saat ada sentimen kecil pun, kondisi makro akan goyang," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com