Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Api Telah Padam, Kebocoran Berlanjut

Kompas.com - 04/11/2009, 05:54 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Kobaran api di kilang minyak Atlas Barat di ladang minyak Celah Timor, Australia, dapat dipadamkan pada hari Selasa (3/11). Untuk bisa memadamkan api, petugas menyuntikkan 3.400 barrel lumpur dan 1.000 barrel air garam ke dalam sumur yang bocor, yang telah memicu kebakaran sejak Minggu. Meski api berhasil dipadamkan, kebocoran masih sulit diatasi.

”Api di kilang Atlas Barat sudah dikendalikan setelah petugas kami memasukkan ribuan barrel lumpur ke dalam sumur,” kata petugas PTT Exploration and Production Australasia (Ashmore Cartier) Pty Ltd, operator kilang minyak, dalam sebuah pernyataan resminya.

Direktur Keuangan PTTEP Jose Martins mengatakan, ”Kami lega dan bersyukur api sudah bisa dikendalikan. Hal yang akan kami lakukan sekarang ialah memperbaiki semua kerusakan akibat kebakaran. Kami juga akan berusaha keras mengatasi kebocoran.”

Kebakaran terjadi pada hari Minggu ketika petugas kilang sedang menyuntikkan lumpur ke dalam sumur untuk menekan kebocoran yang terjadi sejak 21 Agustus atau 74 hari silam. Sejak itu, 400 barrel minyak, gas, dan kondensat keluar tidak terkendali dari kedalaman 2.600 meter di bawah dasar laut.

Sebelumnya, Direktur Utama dan CEO PTTEP Australasia Project Anon Sirisaengtaksin dalam laporan tertulisnya kepada Direktur Utama Bursa Saham Thailand di Bangkok menjelaskan, semua karyawannya selamat dari musibah kebakaran. Pihak perusahaan masih mengusut penyebab kebakaran. Lokasi kilang yang bocor dan terbakar itu terletak sekitar 690 kilometer di barat Darwin, Australia Utara.

Pemerintah Australia telah memerintahkan pihak terkait melakukan penyelidikan darurat atas kebocoran dan kebakaran. Hal yang paling dirisaukan ialah pencemaran semakin luas, tidak saja melebar hingga mendekati Darwin, tetapi merambat hingga ke wilayah perairan Indonesia di selatan Pulau Timor dan Rote.

”Rumah” ikan paus

Kelompok konservasi lingkungan WWF mengatakan, kebocoran itu merupakan sebuah bencana lingkungan yang parah. Sebuah organisasi nonpemerintah menegaskan, kebocoran minyak itu menghancurkan 80 persen hasil tangkapan nelayan.

Lokasi penambangan minyak lepas pantai merupakan rumah bagi ikan paus, lumba-lumba, dan penyu laut. Populasi tiga hewan laut tersebut mencapai sekitar 22.000 ekor, seperti pernah terungkap dalam sebuah penelitian selama Mei-September 2009 di sepanjang garis pantai Kimberley Coast oleh ahli ikan paus, Richard Sandes Costin dan Annabelle.

Menteri Energi dan Sumber Daya Australia Martin Ferguson mengatakan, kebocoran itu adalah bencana terbesar pertama selama 25 tahun terakhir di dalam usaha penambangan minyak dan gas lepas pantai Australia. Pihak PTTEP sudah menyiapkan dana sekitar 159 juta dollar AS untuk memulihkan kerusakan. (AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com