SYDNEY, KOMPAS.com -
”Api di kilang Atlas Barat sudah dikendalikan setelah petugas kami memasukkan ribuan barrel lumpur ke dalam sumur,” kata petugas PTT Exploration and Production Australasia (Ashmore Cartier) Pty Ltd, operator kilang minyak, dalam sebuah pernyataan resminya.
Direktur Keuangan PTTEP Jose Martins mengatakan, ”Kami lega dan bersyukur api sudah bisa dikendalikan. Hal yang akan kami lakukan sekarang ialah memperbaiki semua kerusakan akibat kebakaran. Kami juga akan berusaha keras mengatasi kebocoran.”
Kebakaran terjadi pada hari Minggu ketika petugas kilang sedang menyuntikkan lumpur ke dalam sumur untuk menekan kebocoran yang terjadi sejak 21 Agustus atau 74 hari silam. Sejak itu, 400 barrel minyak, gas, dan kondensat keluar tidak terkendali dari kedalaman 2.600 meter di bawah dasar laut.
Sebelumnya, Direktur Utama dan CEO PTTEP Australasia Project Anon Sirisaengtaksin dalam laporan tertulisnya kepada Direktur Utama Bursa Saham Thailand di Bangkok menjelaskan, semua karyawannya selamat dari musibah kebakaran. Pihak perusahaan masih mengusut penyebab kebakaran. Lokasi kilang yang bocor dan terbakar itu terletak sekitar 690 kilometer di barat Darwin, Australia Utara.
Pemerintah Australia telah memerintahkan pihak terkait melakukan penyelidikan darurat atas kebocoran dan kebakaran. Hal yang paling dirisaukan ialah pencemaran semakin luas, tidak saja melebar hingga mendekati Darwin, tetapi merambat hingga ke wilayah perairan Indonesia di selatan Pulau Timor dan Rote.
Kelompok konservasi lingkungan WWF mengatakan, kebocoran itu merupakan sebuah bencana lingkungan yang parah. Sebuah organisasi nonpemerintah menegaskan, kebocoran minyak itu menghancurkan 80 persen hasil tangkapan nelayan.
Lokasi penambangan minyak lepas pantai merupakan rumah bagi ikan paus, lumba-lumba, dan penyu laut. Populasi tiga hewan laut tersebut mencapai sekitar 22.000 ekor, seperti pernah terungkap dalam sebuah penelitian selama Mei-September 2009 di sepanjang garis pantai Kimberley Coast oleh ahli ikan paus, Richard Sandes Costin dan Annabelle.
Menteri Energi dan Sumber Daya Australia Martin Ferguson mengatakan, kebocoran itu adalah bencana terbesar pertama selama 25 tahun terakhir di dalam usaha penambangan minyak dan gas lepas pantai Australia. Pihak PTTEP sudah menyiapkan dana sekitar 159 juta dollar AS untuk memulihkan kerusakan.