Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Utamakan Profesional Jadi Wakil Menteri

Kompas.com - 25/10/2009, 23:42 WIB

HUA HIN, KOMPAS.com-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan untuk pengangkatan calon wakil menteri, dirinya akan mengutamakan calon-calon dengan latar belakang seorang murni profesional.
 
Namun, satu dua di antaranya akan berasal dari seorang profesional yang berasal dari partai politik atau bukan politisi murni. Mereka akan menempati setidaknya enam pos menteri yang dinilai penting, prioritas dan benar-benar padat pekerjaan.

Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono, menjawab pers, saat memberikan keterangan di akhir pertemuan KTT ke-15 ASEAN di Hua Hin, Thailand, Minggu (25/10) malam.

Dalam keterangan pers tersebut, Presiden Yudhoyono didampingi sejumlah menteri yang menyertai kunjungannya, yakni Mensesneg Sudi Silalahi, Menlu Marty Natalegawa, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Mendag Mari Elka Pangestu,  dan Menbudpar Jero Wacik.

Hadir pula Duta Besar Thailand M Hatta dan sejumlah Gubernur di kawasan Indonesia Timur yang ikut dalam pertemuan empat negara se-kawasan.  "Saya utamakan profesional yang bukan nonparpol. Sebab, mereka adalah bagian mesin yang akan bergerak penuh, tanpa terganggu dari sana sini," katanya.

Dikatakan Presiden, "Mungkin satu dua berasal dari parpol. Akan tetapi, bukan politisi murni sehingga dia akan bekerja secara profesional."
 
Menurut Presiden, para calon menteri profesional dan bukan politisi murni itu akan menempati setidaknya enam pos menteri yang selama ini dinilai penting, prioritas dan padat  dalam jadwal maupun kegiatan.

"Pertama adalah sektor pertanian (Departemen Pertanian) yang menjalankan gelombang dua, untuk memastikan sejumlah komoditas kita yang strategis harus mampu swasembada," kata Presiden.

Yang kedua, tambah Presiden Yudhoyono adalah sektor industri (Departemen Perindustrian). "Ini juga penting dan prioritas karena harus melakukan revitalisasi gelombang pertama seperti revitalisasi pabrik pupuk, pabrik gula, tekstil dan manufaktur lainnya, serta relokasi," paparnya.

Ibarat mesin

Dikatakan, sektor ketiga dan kempat adalah pendidikan (Departemen Pendidikan) dan kesehatan. "Ini juga sangat penting. Reformasi kesehatan (Departemen Kesehatan) ditujukan untuk kesehatan masyarakat sehingga harus ada cetak biru dan lainnya," lanjut Presiden.

"Departemen Luar Negeri juga sangat padat karena banyak tugas di luar negeri," katanya.

Presiden menyatakan, demikian pula dengan Departemen Keuangan. "Waktunya banyak di DPR sehingga perlu dibantu. Oleh karena itu, ibarat mesin, mesin itu akan terus bekerja dan tidak akan berhenti selama lima  tahun mendatang," jelas Presiden.  

Tentang kapan pengumuman akan dilakukan, Presiden Yudhoyono menegaskan tunggu tanggal mainnya. "Sekarang masih terus dimatangkan dan digodok," demikian Presiden Yudhoyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Lonjakan Covid-19 di Singapura, Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Nasional
Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Pastikan Isi Gas LPG Sesuai Takaran, Mendag Bersama Pertamina Patra Niaga Kunjungi SPBE di Tanjung Priok

Nasional
Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Disindir Megawati soal RUU Kontroversial, Puan: Sudah Sepengetahuan Saya

Nasional
Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, 'Insya Allah'

Diledek Megawati soal Jadi Ketum PDI-P, Puan: Berdoa Saja, "Insya Allah"

Nasional
Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Kemenko Polhukam: Kampus Rawan Jadi Sarang Radikalisme dan Lahirkan Teroris

Nasional
BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

Nasional
Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

Nasional
Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

Nasional
Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

Nasional
DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Nasional
Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Nasional
Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Nasional
Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com