Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmad Nizar, dari Dokter Anastesi Menjadi Politisi

Kompas.com - 29/09/2009, 20:45 WIB

KOMPAS.com — Ahmad Nizar Shihab, dokter ahli anastesi, ini tak pernah menyangka kalau suatu ketika dia bisa memasuki "rumah" perwakilan rakyat ini dan ngantor di tempat ini. Sudah puluhan tahun profesi dokter dijalaninya.

Kerabat dekat pakar tafsir Al Quran, Quraish Shihab, ini sebenarnya sangat menikmati profesi sebagai ahli anastesi. Namun, darah politikus yang berasal dari sang ayah rupanya membangkitkan minatnya menjadi seorang politikus.

"Keterkaitan emosional dengan ayah secara tidak sadar menumbuhkan keinginan menjadi seorang politisi," ucapnya.

Minat menjadi politikus semakin membesar saat menjadi staf khusus menteri kesehatan. Dari situlah ia belajar berinteraksi dan berbicara di depan orang banyak. Nazir mulai beralih dari manusia tangan menjadi manusia mulut.

"Biasanya saya bekerja menggunakan tangan dan mulut tertutup masker. Sekarang jadi pekerja mulut yang harus berinteraksi dengan orang," tuturnya. 

Tak ingin setengah-setengah pada profesi barunya, Ahmad pun menanggalkan jas dokter miliknya. Ia menemukan jiwa baru dalam profesi tersebut. "Seperti istilah dari Aristoteles, politisi itu adalah kaisar dari segala ilmu. Politisi itu bisa membuat sesuatu menjadi baik dan buruk," ungkapnya.

Setelah "pensiun" sebagai dokter, Ahmad bergabung dengan Partai Demokrat. Pada pemilu legislatif lalu, ia memberanikan diri untuk maju mencalonkan diri. Segala upaya ia kerahkan untuk memenangkan diri sebagai anggota Dewan. 

Usahanya tak sia-sia, tiket menuju Senayan pun ia kantongi. Latar belakangnya sebagai seorang dokter membuat Ahmad menginginkan Komisi IX, yang membidangi kependudukan, kesehatan, tenaga kerja, dan transmigrasi. "Walau saya sudah tidak menjadi dokter, saya tetap ingin menerapkan ilmu yang dipunyai, pasti bermanfaat," yakinnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com