Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mekanisme Bantuan Dana Mengadopsi Gempa Yogyakarta

Kompas.com - 04/09/2009, 19:16 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat Muhammad Yusuf Asyari menyatakan, pemerintah akan memberi bantuan uang rekonstruksi bagi korban gempa di Jawa Barat. Nilai rupiah bantuan per rumah, belum dipastikan. Namun penyaluran bantuan akan mengadopsi mekanisme dana rekontruksi warga korban gempa di Yogyakarta tahun 2006 lalu.

Menpera mengemukakan hal itu, di sela-sela Sosialisasi Percepatan Pembiayaan Perumahan Melalui Fasilitasi Subsidi dengan Sistem Syariah, di Hotel Melia, Yogyakarta, Jumat (4/9). Menurutnya, bantuan dana akan digulirkan setelah masa tanggap darurat selesai.

"Mekanisme penyaluran dana rekonstruksi gempa di Yogyakarta, kami rasa tepat diterapkan untuk penyaluran dana gempa Tasikmalaya ini. Warga Yogyakarta menerima dana rekonstruksi dengan turut serta membangun dan terlibat dalam proses. Ini yang mestinya ada, yakni partisipasi masyarakat, dan ada rasa memiliki," kata Menpera.

Dalam penyaluran dana rekonstruksi dan rehabilitasi gempa di Yogyakarta, warga membentuk kelompok masyarakat (pokmas). Penyaluran dananya lewat pokmas tersebut. Ada tiga kriteria kerusakan rumah ditentukan pemerintah, yakni rusak ringan, sedang, dan berat.

Namun, tentu kriteria kerusakan rumah antara gempa di Yogyakarta dan Tasikmalaya berbeda. Rusak ringan di Yogyakarta, bisa beda dengan rusak ringan gempa di Jawa Barat ini. "Penggolongan kriteria kerusakan rumah, dan hal-hal lain terkait mekanisme penyaluran dana bantuan nanti, terus kami bahas bersama departemen-departemen lain," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com