”Toh jadi oposisi juga bisa memberikan keseimbangan yang baik untuk masyarakat. Selama oposisi lemah, mungkin ada sesuatu yang kurang menguntungkan untuk masyarakat. Balance itu penting,” ungkap Sultan, Kamis (9/7) di Yogyakarta.
Menurut dia, Partai Golkar selama ini memiliki kemampuan sebagai partai pemerintah dan ikut berkuasa. Itu berarti Partai Golkar pun seharusnya bisa menjadi partai oposisi. ”Tidak mesti harus berkuasa,” ungkapnya.
Sultan juga mengingatkan agar jajaran Partai Golkar tidak mencari kambing hitam atas kekalahan Jusuf Kalla-Wiranto. Partai Golkar harus tetap kompak dan jangan terjadi saling sikut di internal partai. ”Kalau memang kalah, ya kalah. Jangan cari kambing hitam,” ungkapnya.
Terkait munculnya isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk mengganti JK, menurut Sultan, itu bertujuan mendelegitimasi Partai Golkar untuk kepentingan-kepentingan perebutan kekuasaan di organisasi Partai Golkar. ”Saya tidak setuju dengan cara begitu,” ujarnya.
Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla bersama pimpinan DPP lainnya, Kamis di Posko Mangunsarkoro, mulai membicarakan persiapan Munas Partai Golkar. Topik ini dibicarakan terkait adanya upaya sejumlah kader Golkar yang mendorong dilaksanakan munaslub dalam waktu dekat.
Hal itu disampaikan Ketua Departemen Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan Partai Golkar Yuddy Chrisnandi. Rapat informal, antara lain, dihadiri Jusuf Kalla, Wakil Ketua Umum Agung Laksono, Sekjen Soemarsono, dan anggota Dewan Penasihat Fahmi Idris. ”Jadi, tidak ada munaslub. Yang ada adalah munas rutin yang diselenggarakan pada saat ulang tahun Partai Golkar setiap Oktober,” kata Yuddy.
Fahmi Idris mengakui adanya pihak-pihak yang sejak awal pencalonan capres hingga kampanye mempersiapkan munaslub. ”Banyak yang menjadi kandidatnya untuk menjadi pimpinan Partai Golkar. Yang saya tahu berminat adalah Aburizal Bakrie serta beberapa orang lagi,” ungkapnya.
Fahmi juga mengungkapkan, Partai Golkar sulit menjadi partai oposisi karena sejarah dan karakter Partai Golkar yang sudah lebih dari 30 tahun. ”Dulu saya pernah mencoba mengusulkan Partai Golkar menjadi oposisi, tetapi tidak bisa,” ujarnya.