Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ah..., Batas 1 x 24 Jam "Ngegertak Doang"!

Kompas.com - 06/07/2009, 03:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Megawati Soekarnoputri-Prabowo serta Jusuf Kalla-Wiranto mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk merevisi Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilihan presiden 2009 dari kekacauan. Kedua pasangan tersebut memberi waktu 1x24 jam kepada KPU untuk memperbaiki DPT itu.

Pengamat politik, Ray Rangkuti, mengatakan waktu 1x24 jam itu tidak realistis. Sebab, tidak mungkin memperbaiki DPT yang berjumlah puluhan juta itu. "Tidak mungkin mereka memperbaiki satu hari. Ajaib sekali itu, karena sulit," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri silaturahmi kedua pasangan tersebut ke DPP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/7).

"Waktu 1x24 jam tidak realistis, tidak cukup," lanjutnya.

Menurut dia, tidak mungkin mengubah DPT seluruh Indonesia. Jangankan untuk Indonesia, kata dia, revisi pada satu kabupaten saja sulit dilakukan dalam waktu satu kali 24 jam. Apalagi harus mengubah bentuk file-nya dari program PDF ke Excel. Meski, tuturnya, Indonesia telah memiliki teknologi untuk itu. "Tapi untuk seluruh Indonesia itu masih sangat sulit. Satu kali 24 jam itu hanya gertakan saja. Karena tidak mungkin dilaksanakan," kata Ray.

Sementara, terkait masalah penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk menggunakan hak pilih, Ray menilai hal itu tidak mampu mengatasi masalah DPT ini. Penggunaan KTP hanya mengatasi persoalan bagi masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT.

Sementara masalah DPT ganda tidak bisa diselesaikan dengan KTP. Namun, jika memang ada penambahan jumlah DPT, hal ini akan menimbulkan masalah baru. "Pertambahan jumlah pemilih itu, juga berisiko karena jumlah kertas suara yang dicetak persis yang ada di sini, yaitu 176 juta ditambah dua persen karena sesuai ketentuan UU seperti itu. Nah, kalau ada penambahan 10 juta misalkan, jadinya 186 juta, lalu yang 10 juta itu dicetak di mana? Padahal besok tinggal pemilunya," tukasnya.

Solusinya, lanjut Ray, bersihkan dulu DPT ganda. Baru setelah itu, dimasukkan DPT yang sesungguhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com