JAKARTA, KOMPAS.com — Debat terakhir calon presiden, Kamis (2/7) malam, mengalami perubahan format. KPU memutuskan memotong sesi pendalaman dan memperpanjang sesi berdebat. Akan tetapi, perubahan format ini tak dinilai signifikan.
Pengamat politik, Burhanuddin Muhtadi, berpendapat, format debat capres dan cawapres yang dirancang KPU telah mengubah esensi debat, yang seharusnya ajang pertarungan gagasan menjadi sekadar political infotainment.
"Unsur show-nya terlalu dominan. Iklan-iklan komersial juga membuat flow debat yang mulai memanas bisa terinterupsi," kata Burhanuddin kepada Kompas.com, hari ini.
Selain itu, polling yang ditayangkan selama debat berlangsung, menurutnya, berpotensi mereduksi debat capres sebagai tontonan daripada menjadi referensi bagi pemilih. "Untuk itu, debat nanti malam harus sedapat mungkin mengurangi unsur show, agar debat final itu mampu memberikan pencerahan," ujarnya.
Ia berharap, pada debat terakhir, para capres lebih berani menampilkan diferensiasi gagasan yang disertai solusi-solusi konkret. "Kalau tidak, debat terakhir nanti jadi antiklimaks," kata Burhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.