Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas Anggota DPR 2009-2014 Warga Jakarta

Kompas.com - 16/06/2009, 08:00 WIB

KOMPAS.com — Seberapa dekat anggota legislatif dengan konstituennya? Tidak ada ukuran yang baku untuk dipakai sebagai parameter menentukan kedekatan wakil rakyat dengan pendukungnya. Kedekatan anggota DPR dengan rakyat bisa tergantung dari waktu, biaya, dan kemauan untuk menyambangi mereka yang telah menempatkannya di kursi parlemen.

Kedekatan juga bisa dibina dengan alat telekomunikasi yang canggih saat ini.

Namun, satu hal yang mudah untuk memperkirakan seberapa jauh permasalahan-permasalahan riil yang dihadapi warga di daerah pemilihannya dapat ”dibaca” untuk mewarnai keberpihakannya dengan rakyat adalah seberapa jauh jarak fisik anggota legislatif dengan konstituennya.

Hasil analisis data anggota Dewan Perwakilan Rakyat terpilih menunjukkan bahwa 63,7 persen anggota terpilih ternyata tinggal (sesuai KTP) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta hampir separuh (45,5 persen) dari total jumlah anggota legislatif pusat bertempat tinggal di DKI Jakarta.

Tentu kondisi ini tidak terlalu mengherankan karena Jakarta memang menjadi lumbung sekaligus pangkalan bagi aktivitas politik di level pusat. Namun, di balik itu juga menyiratkan sebuah fakta bahwa Dewan Perwakilan Rakyat yang dihasilkan dari kompetisi antarpartai di 77 daerah pemilihan di 33 provinsi di seluruh Indonesia, setengahnya dikuasai oleh orang Jakarta!

Namun, kedekatan dengan pusat kegiatan politik parlemen (Jakarta) bukan satu-satunya alasan yang membuat kesenjangan fisik anggota dengan konstituen di daerah pemilihannya. Secara keseluruhan, fakta menunjukkan bahwa hanya 42 persen wakil rakyat yang tinggal di provinsi yang sama dengan daerah tempat ia terpilih. Sisanya, 58 persen, tinggal di daerah yang berbeda.

Meskipun banyak dari mereka yang terpilih memiliki akar kultural dan primordial dengan daerah pemilihannya, sistem demokrasi yang digelar juga memungkinkan terpilihnya wakil yang sama sekali tidak memiliki ikatan tradisional dengan daerah yang mengusungnya.

Bekal popularitas menjadi senjata utama meraih suara di daerah-daerah, dan bagi sejumlah nama selebriti, bukan perkara susah memenanginya. Angelina Sondakh, misalnya, yang lebih memiliki akar kultural dengan Sulawesi Utara, dapat meraih suara sangat signifikan (145.159 suara) di Daerah Pemilihan VI Jawa Tengah.

Jauhnya jarak antara wakil dan yang diwakilinya terjadi secara merata terhadap semua partai dan wilayah. Anggota terpilih dari Partai Demokrat, misalnya, dari 150 caleg yang terpilih, sekitar 56,7 persen bertempat tinggal di wilayah yang berbeda. Hal yang sama terjadi pada semua partai yang berhak menempatkan wakilnya di parlemen.

Kecenderungan cairnya wilayah tempat tinggal juga bisa dibaca sebagai gejala umum yang terjadi pada anggota DPR, baik laki-laki, maupun perempuan.

Pertanyaan yang muncul kemudian, dengan secuil gambaran tempat tinggal ini, apa yang nanti dipakai sebagai dasar bagi anggota legislatif yang baru untuk menangkap aspirasi masyarakat?

Apakah nanti lembaga perwakilan hanya menjadi sebuah komunitas elitis yang suaranya bergaung di ”menara gading”? Kita lihat saja nanti. (Litbang Kompas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com