Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI: Komentari Alutsista Minim Sama Saja Bunuh Diri

Kompas.com - 28/05/2009, 19:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Pusat Penerangan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsda Sagom Tamboen menilai lumrah berbagai pemberitaan dan diskusi, yang digelar berbagai media massa baik cetak, elektronik, maupun internet, terkait sejumlah kecelakaan yang menimpa peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI, yang juga merenggut banyak korban jiwa. Kendati begitu, Sagom menegaskan, pemberitaan seputar korban dan keluarganya, penyebab musibah, kondisi pesawat, serta minimnya alokasi anggaran pertahanan, bisa membahayakan harkat, martabat, dan kedaulatan bangsa dan negara.

"Membicarakan dan mempublikasikan anggaran pertahanan negara dan kekuatan alutsista TNI secara terbuka sesungguhnya tidak ubah seperti tindakan bunuh diri," ujar Sagom dalam siaran persnya, Kamis (28/5). Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), di Pasal 17 huruf C disepakati, hal-hal yang dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara merupakan informasi yang dikecualikan untuk dibuka ke publik.

Menurut Sagom, sudah saatnya semua pihak menahan diri tidak membicarakan dan memublikasikan segala sesuatu terkait pertahanan dan keamanan negara. "Rasa prihatin dan duka cita sebaiknya disampaikan langsung ke keluarga yang ditinggalkan. Sedangkan ide-ide dan pemikiran cemerlang yang dilandasi niat tulus membantu pembangunan dan pengembangan sistem pertahanan negara, ada baiknya disampaikan langsung ke pejabat atau institusi yang berkepentingan dengan masalah pertahanan negara," tambah Sagom.

Sayangnya, di bab penutup disebutkan, UU KIP baru berlaku efektif dua tahun setelah diundangkan pada 30 April 2008. Pemberlakuannya pun harus diikuti pembentukan Komisi Informasi, baik di tingkat pusat dan provinsi, masing-masing paling lambat setahun dan dua tahun setelah UU diundangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com