Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Buang Senjata Usang

Kompas.com - 07/04/2009, 21:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), yang juga pengamat isu militer, Andi Widjojanto, meminta TNI segera menerapkan mekanisme pengelolaan senjata transisional. Dengan cara ini, yang harus dilakukan adalah melakukan proses reduksi persenjataan.

Hal itu, menurut Andi, mau tidak mau harus dilakukan lantaran pemerintah tidak mampu memenuhi 100 persen kebutuhan pertahanan, khususnya persenjataan untuk TNI. Pernyataan itu disampaikan Andi, Selasa (7/4), menanggapi kecelakaan peralatan utama sistem persenjataan TNI, yang terus dan kembali terjadi.

"Reduksi persenjataan harus dilakukan segera dengan membuang alutsista yang tidak lagi laik operasional. Jika tidak, ibaratnya, para prajurit TNI akan selalu berada dalam "peti mati" terbang yang sewaktu-waktu akan membunuh mereka," tegas Andi. Hal itu, menurutnya, juga berlaku pada jenis persenjataan lain, yang berfungsi membawa atau mengangkut sejumlah personel TNI dalam mengoperasikannya.

Menurut Andi, saat ini tingkat kesiapan persenjataan TNI tidak lebih dari 40 persen. Andi lebih lanjut mengakui di kalangan TNI dan pemerintah sendiri memang masih ada keraguan untuk mengambil langkah reduksi persenjataan tersebut. Hal itu lantaran langkah reduksi dapat menciptakan kekosongan persenjataan.

"Memang langkah reduksi bisa menyebabkan kekosongan karena senjata yang dibuang tidak dapat langsung digantikan akibat anggaran yang minim. Memang semua itu pilihan sulit, namun masa transisional harus berani diambil," ujar Andi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com