Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Tiga Tipe Anggota DPR 2009-2014

Kompas.com - 04/03/2009, 17:48 WIB

JAKARTA, RABU — Minimnya informasi mendasar tentang kualitas dan kapasitas calon anggota legislatif, pun dari caleg yang bersangkutan, akan membuat proporsi parlemen periode 2009-2014 mendatang masih jauh dari harapan. Meski demikian, Indonesia masih punya harapan.

Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang menyebutkan prediksinya mengenai tiga tipe anggota dewan yang akan duduk di gedung rakyat.

"Masyarakat punya kebingungan yang sangat besar jadinya," ujar Sebastian seusai Sarasehan Kebangsaan bertajuk "Popularitas vs Kualitas: Meneropong Wajah Parlemen Indonesia Hasil Pemilu 2009" di Gedung Joeang Jakarta, Rabu (4/3).

Tipe pertama adalah caleg yang memiliki modal besar serta caleg-caleg yang dimodali oleh kaum pemilik modal. Tipe kedua adalah para caleg yang dekat dengan masyarakat, seperti tokoh adat, tokoh masyarakat, dan para artis. Tipe ketiga adalah mantan anggota dewan sekarang.

Jika komposisi di parlemen lebih berat pada tipe yang pertama, Sebastian mengkhawatirkan warna UU dan kebijakan yang diproduksi oleh DPR mayoritas pro-pasar. Jika komposisi lebih berat ke tipe kedua, dikhawatirkan kualitas parlemen akan menurun, tetapi peluang lahirnya wakil rakyat yang berkomitmen dan berintegritas akan sangat besar.

"Tipe ketiga juga jangan diabaikan. Kalau mereka masih jadi, dikhawatirkan mereka akan jadi guru korupsi bagi anggota yang baru," ujar Sebastian.

Sebastian menyadari prediksinya negatif. Namun, masih ada harapan jika masyarakat secara cerdas mencari tahu informasi mengenai wakil rakyat yang diinginkannya. "Masyarakat sudah harus tahu mau pilih siapa ketika datang ke TPS," tandas Sebastian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com