Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mubarok: Terima Kasih Pak SBY

Kompas.com - 10/02/2009, 22:43 WIB

JAKARTA, SELASA — Dalam politik, sebuah pernyataan yang kemudian mendapat reaksi keras, baik dari lawan maupun dari kawan sendiri adalah hal yang biasa. Ini yang kemudian dimaknai oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok yang ditegur keras oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Mubarok, saat berbincang-bincang dengan Persda Network, Selasa (10/2) malam, kemudian menyatakan berterima kasih kepada Pak SBY.

"Teguran itu, saya anggap hal yang biasa. Saya menyampaikan terima kasih kepada Pak SBY karena sudah menegur. Saya tidak sakit hati, malah bagus. Bagi saya, dalam berpolitik ya seperti itu, enggak apa-apa, biasa-biasa saja," kata Mubarok.

Sebelumnya, dalam pernyataannya di media, Achmad Mubarok mengungkapkan Partai Golkar hanya akan memperoleh suara 2,5 persen dalam Pemilu 2009. Pernyataan Mubarok ini kemudian dibantah oleh Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla yang hingga kini masih berada di luar negeri.

Dari nada suaranya, politisi dari kalangan NU ini terkesan santai, tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan teguran itu. Ia kemudian mengaku, sebagai kader Demokrat, mendapat teguran dari SBY sebagai Ketua Dewan Pembina PD adalah hal yang wajar. Teguran kepadanya sekarang ini adalah teguran yang sudah didapat kedua kalinya.

"Teguran yang pertama soal pernyataan saya juga, sekarang yang ini. Ya biasa saja, Pak SBY itu biasanya kalau menegur dengan SMS. Menegurnya juga santun sekali, tidak ada yang harus dipermasalahkan. Apa yang dilakukan Pak SBY itu kepada saya adalah bentuk kehati-hatian. Beliau orangnya memang sangat berhati-hati sekali, dan santun. Saya menerimanya," papar Mubarok.

Ia kemudian berkilah, sebagai politisi apalagi menduduki jabatan lumayan di partai, tentunya apa yang dikatakan selalu menjadi konsumsi bagi wartawan. Mubarok kemudian mengaku, dirinya kerap diberitakan yang tak sesuai dengan apa yang dikatakan.

"Omongan saya kadang-kadang memang suka diplintir oleh wartawan, ha-ha-ha. Namanya politik, dan saya sudah bilang juga kepada Pak SBY. Sekali lagi, saya berterima kasih dengan Pak SBY dengan teguran itu sehingga tak ada yang harus dipermasalahkan," ungkapnya. (Persda Network/Rachmat Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com