Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Periksa Istri Billy Sindoro

Kompas.com - 26/09/2008, 16:12 WIB

JAKARTA, JUMAT — Lisa Montolalu, istri Presiden Direktur First Media Billy Sindoro, diperiksa KPK untuk dimintai keterangan terkait kasus suap suaminya terhadap anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) M Iqbal.

Tidak diketahui secara pasti peranan istri Billy dalam kasus suap dalam kasus monopoli hak siar Liga Inggris oleh Astro dan PT Direct Vision.

"Jelasnya istri Billy diperiksa untuk dimintai keterangan apakah tahu dalam kasus suap ini," kata Juru Bicara KPK Johan Budi SP kepada wartawan di Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (26/9).

Menurut Johan, selain istri Billy, dua anggota KPPU, Beny Pasaribu dan Tajoedin Nursaid, dan Billy Sindoro juga diperiksa. "Billy juga kita periksa untuk keterangan tambahan, sementara dua anggota lainnya, Beny Pasaribu dan Tajoedin, juga diperiksa untuk pengembangan kasus yang kini tengah kita usut," kata Johan.

Saat ditanyakan apakah ada keterlibatan anggota lain, Johan hanya menyebutkan pemeriksaan ini terkait dengan pengembangan apakah ada uang selain Rp 500 juta yang ditemukan saat penangkapan di Hotel Aryaduta. "Selain itu apakah melibatkan pihak lain selain mereka berdua (Billy dan M Iqbal) termasuk juga Yusril sudah diperiksa," kata Johan.

M Iqbal tertangkap tangan saat menerima uang Rp 500 juta dari Billy di lobi Hotel Aryadhuta, Selasa (16/9) lalu. Penangkapan ini terkait dengan kasus monopoli Astro atas hak siar Liga Inggris yang ditangani KPPU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com