Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PP Muhammadiyah Syukuran Magsaysay Award

Kompas.com - 15/09/2008, 22:51 WIB

JAKARTA, SENIN - Pengurus Pusat Muhammadiyah menggelar syukuran atas penghargaan Magsaysay Award yang diperoleh Ahmad Syafii Ma'arif, di Jakarta, Senin (15/9). Syafii memperoleh penghargaan tersebut untuk kategori Peace and International Understanding. Ia merupakan tokoh Indonesia ke-19 yang memperoleh penghargaan itu.

Hadir dalam acara tersebut antara lain Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan tokoh agama Katholik Romo Mudji Sutrisno.

 

Menurut Romo Mudji, Syafii pantas mendapat penghargaan Ramon Magsaysay karena kepeduliannya terhadap penderitaan orang, terutama kaum miskin. "Ketika orang meninggalkan korban Lapindo, ia ke sana. Kepedulian Syafii pada orang miskinlah yang menyebabkan ia menerima penghargaan," Romo Mudji.

Dia juga menilai Syafii merupakan pemimpin gerakan moral di tengah-tengah kebusukan yang terjadi di Indonesia. Syafii Ma'arif adalah pememimpin untuk kemanusian, keadilan, dan kebenaran. "Politik bagi dia adalah inspirasi untuk politik yang bermoral, bukan aspirasi untuk syahwat," ujarnya.

Sementara itu, Siti Fadilah Supari menilai mantan ketua PP Muhammadiyah itu sangat tolerans terhadap perbedaan. Kata Siti, perbedaan bagi Syafii Maarif merupakan suatu anugerah.


Dalam sambutannya, Syafii meminta pemimpin Indonesia ke depan untuk meniru perilaku Ramon Magsaysay yang pro pada rakyat miskin meski hanya sedikit. "Supaya kemiskinan tidak selalu terjadi terus menerus," katanya. (C13-08)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com