Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Selesaikan Masalah Anak TKI

Kompas.com - 05/09/2008, 19:17 WIB

JAKARTA, JUMAT - Pemerintah Indonesia harus segera menyelesaikan persoalan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Sabah yang terlanggar haknya. Apalagi, pemerintah Indonesia telah merativikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1989 mengenai Hak-Hak Anak.

Para guru tidak tetap Sabah asal Indonesia yang baru saja pulang bertugas sebagai guru honorer di Malaysia melaporkan kondisi anak TKI di Sabah tersebut kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Jumat (5/9). Jumlah anak TKI di Sabah meningkat dari tahun ke tahun.

Data hasil survei sementara yang dilakukan Borneo Samudera Sendirian Berhad Plantation menunjukkan jumlah anak di bawah usia 13 tahun mencapai 80.000 anak. Sementara Departemen Pendidikan Nasional memperkirakan pada tahun 2006, jumlah anak TKI di Sabah baru mencapai 34.000 anak.

Anak para TKI legal di Sabah itu berstatus ilegal dan tidak mempunyai dokumen identitas apapun. Dengan demikian, mereka tidak mendapatkan pendidikan layak, menjadi pekerja anak, dan rawan terhadap kekerasan.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengatakan, hak anak untuk hidup, bertumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi telah terlanggar. Sekretaris Jenderal Komnas Perlindungan Anak Indonesia, Arist Merdeka Sirait menambahkan, informasi yang dibawa para mantan guru Sabah seharusnya dimanfaatkan pemerintah guna mengevaluasi kondisi anak TKI di sana.

Perwakilan Komnas Perlindungan Anak Indonesia juga akan bertolak ke Sabah untuk Konsulat Jenderal RI dan melihat langsung kondisi anak di sana. Arist mengatakan, ada dua desakan ke pemerintah.

Pertama, pemerintah memfasilitasi anak TKI mendapatkan identitas, seperti akta kelahiran. Akta merupakan hak fundamental. Tanpa identitas apapun dan berstatus sebagai penduduk ilegal, anak sama sekali tidak terlindungi. Desakan kedua agar pemerintah Indonesia bertanggung jawab menyediakan layanan pendidikan bermutu bagi anak-anak tersebut, bukannya menyerahkan kepada lembaga asing seperti Humana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com