Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI-Polri Bentrok, Satu Polisi Tewas

Kompas.com - 02/02/2008, 12:22 WIB

JAKARTA, SABTU - Satu orang anggota polisi tewas dan tiga orang lainnya menderita luka-luka akibat Mapolres Maluku Tengah, Provinsi Maluku diserang oleh sekelompok anggota Batalyon Infanteri 731/Masohi, Sabtu (2/2) pukul 03.00 WIT.

Kepala Divis Humas Polri, Irjen Pol Sisno Adiwinoto, di Jakarta, mengatakan penyerangan tersebut dipicu kesalahpahaman antara seorang anggota polisi Bripka M Rumata dan anggota TNI dari Yon 731 bernama Eko.

"Bripka M Rumata dan anggota TNI Yon 731, Eko sedang berselisih pendapat. Entah bagaimana, berkembang isu bahwa saudara Eko diculik, hingga menyebabkan terjadinya penyerangan itu," kata Sisno.

Sisno  menyatakan, hingga kini belum ada informasi identitas anggota lengkap polisi yang meninggal maupun yang menderita luka-luka. "Namun dipastikan, tidak ada warga masyarakat sipil yang menjadi korban akibat bentrokan itu," katanya.

Sisno menyesalkan penggunaan mortir, dan senjata api yang dilakukan oknum aparat itu dalam insiden yang terjadi Sabtu pagi.

"Mortir dan senjata api kan merupakan aset negara, kenapa dipakai untuk melakukan perusakan. Saya tidak mau menyebut apakah itu polisi, TNI, atau aparat lain. Yang jelas penggunaan aset negara itu tidak dibenarkan. Siapa pun yang melakukannya harus ditindak tegas," katanya.

Akibat penyerangan itu, Mapolres Maluku Tengah termasuk rumah dinas Kapolres Maluku Tengah rusak.

Kapolda Maluku Brigjen Pol Mohammad Guntur Ariyadi, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Rasyid Qurnaen Aquary dan Kepala Satuan Brimob Maluku telah berada di lokasi kejadian untuk melerai pertikaian dan mengamankan lokasi. (IMA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com