JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah pusat maupun daerah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga sosial mancanegara saling bahu membahu berupaya memulihkan kehidupan masyarakat sedini mungkin melalui berbagai kebijakan langsung dan tidak langsung.
“Upaya pemulihan adalah untuk menormalisasikan kembali kehidupan masyarakat, baik kehidupan ekonomi, sosial dan keamanannya sebelum kejadian bencana dimaksud,” kata Deputi Kesehatan Lingkungan Hidup dan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Emil Agustiono saat membuka lokakarya internasional di Jakarta, Senin (14/1).
Pada lokakarya internasional bertajuk ”Recovery in Post-Disaster Areas in the Region: Experiences from India, Sri Lanka and Indonesia” yang diselenggarakan Perogram Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tersebut, Emil Agustiono menyatakan, pemulihan ekonomi antara lain bila aktivitas ekonomi masyarakat sudah berjalan normal, transaksi perdagangan berjalan normal, fasilitas ekonomi sebagian besar tersedia dan akses untuk mendapatkan komoditas ekonomi tidak menemui kendala.
Pemulihan sosial sudah terjadi bila kehidupan menjalankan ibadah, pendidikan dan kesehatan masyarakat dapat terlaksana secara normal. Pemulihan tersebut mencakup kehidupan mental, phisik, suasana kejiwaan, rasa takut akan terulangnya bencana sudah tidak ada lagi sehingga masyarakat sudah merasa aman dan tentam di tempatnya semula. Begitu juga fasilitas-fasilitas social pendukung kehidupan masyarakat telah tersedia.
Hal yang paling penting dalam proses pemulihan masyarakat adalah kembalinya rasa percaya diri di antara masyarakat yang ketika dalam masa bencana atau dalam situasi masa konflik terkikis bahkan hilang sama sekali. Hubungan kekerabatan dan persaudaraan antara keluarga, tetangga bahkan kelompok masyarakat telah pulih kembali.
Di samping itu, kesadaran masyarakat terhadap bencana juga sudah perlu ditanamkan dalam proses pemulihan khususnya untuk kegiatan kesiapsiagaan, mitigasi/pengurangan risiko bencana.
CV Sankar IAS, petugas khusus rehabilitasi dan bantuan pemerintah Tamil Nadu, India, yang menjadi pembicara lokakarya menyatakan, saat India selatan diterjang tsunami Desember 2004, bantuan segera diberikan untuk memperbaiki rumah, biaya hidup dan paket makanan hingga Mei 2005. Juli-Agustus 2005 pembangunan rumah baru dimulai.
Bantuan obat-obatan, suplai air dan sanitasi, dan kebutuhan-kebutuhan lain juga dipenuhi untuk menormalkan kehidupan di minggu-minggu pertama. Paket khusus bagi petani, pelajar, nelayan, para janda juga diberikan, termasuk infrastruktur lainnya dan dukungan psiko sosial.
Sementara itu, Coordinating Director to HE the President of Sri Lanka on Post-Tsunami Disaster Relief and Rehabilitation Programme, Shanti Fernando mengatakan, untuk mengurangi risiko dan mempercepat pemulihan, pemerintah Srilangka memperkuat koordinasi, kapabilitas peringatan dini dan desentralisasi manajemen bencana termasuk yang berbasis komunitas dan manajemen bencana. Jadi koordinasi menjadi hal yang penting dalam penanganan bencana. (LOK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.