JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Presiden Moeldoko menyatakan, pemadaman listrik total atau blackout yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera bagian selatan sejak Selasa (4/6/2024) perlu dievaluasi.
Pasalnya, pemadaman listrik itu terjadi lama yang berlangsung dua sampai tiga hari sehingga membuat warga merugi.
"Ya perlu kita evaluasi," kata Moeldoko di Jakarta Pusat, Jumat (7/6/2024).
Ia lantas menjelaskan alasan penanganan listrik di Pulau Sumatera jauh lebih lambat dibanding blackout yang terjadi di wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat pada 2019.
Ia menyebutkan, kapasitas listrik di Pulau Jawa jauh lebih besar sehingga bisa diakomodasi dengan pembangkit listrik di wilayah lain yang tidak terdampak.
Diketahui, pada 2019, pemadaman dua sirkuit SUTET 500 KV Ungaran-Pemalang yang menjalar hingga ke SUTET Depok-Tasikmalaya mampu dipulihkan dengan cara memasok aliran listrik dari wilayah Jawa Timur ke PLTA Saguling dan PLTA Cirata. Hal ini berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan.
"Di Jawa ini kan banyak ya, kekuatan kapasitasnya lebih besar sehingga kalau terjadi hambatan-hambatan di sini dari sisi yang lain bisa segera ditarik," ucap Moeldoko.
Oleh karenanya, kata Moeldoko, listrik di Sumatera perlu ada penguatan kapasitas sehingga potensi pemadaman listrik ke depan bisa diantisipasi.
Baca juga: Cegah Blackout Terulang, Pakar Kelistrikan Itera Lampung Sebut Perlu Peremajaan Aset
"Di Sumatera sendiri memang perlu ada penguatan kapasitas sehingga kalau terjadi sesuatu lagi, dicari di mana sumber-sumber yang bisa dialirkan ke sana. Itu bedanya," jelas Moeldoko.
Sebelumnya diberitakan, pemadaman listrik total atau blackout terjadi di sejumlah wilayah Sumatera bagian selatan sejak Selasa (4/6/2024) mulai pukul 11.00 WIB.
Kondisi ini berdampak pada jutaan warga yang berada di sekitar Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Riau.
Executive General Manager (EGM) PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat Eric Rossi Priyo Nugroho mengatakan, pemadaman listrik terjadi karena ada gangguan transmisi terhadap 300 unit Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang berada di lahan seluas 90 km.
"Pagi tadi (Rabu) sudah ada beberapa pembangit yang bisa masuk tersinkronisasi dengan sistem PLN. Harapannya kalau tidak jam 9-10 ini mulai ada pemulihan," ujarnya, dikutip dari Antara, Rabu (5/6/2024).
Baca juga: Transmisi Listrik Terganggu, Bandar Lampung Sempat Blackout 1 Jam
Secara terpisah, Manajer Komunikasi UID Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) PLN Iwan Arissetyadhi mengatakan, gangguan tersebut terjadi pada gardu induk transmisi di SUTT 275KV Linggau-Lahat
"Sistem transmisi SUTT 275 kV Linggau-Lahat yang terganggu ini merupakan jaringan interkoneksi yang terhubung dengan sejumlah wilayah di Sumatera," kata Iwan, diberitakan Kompas.com, Selasa (4/6/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.