JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang menginginkan supaya jangan ada pihak mengganggu masa pemerintahannya kelak dianggap tidak pantas dan cenderung mengintimidasi.
Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Adian Napitupulu, pernyataan itu juga cenderung memicu ketakutan masyarakat terhadap potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintahan mendatang.
"Kata mengganggu itu enggak pantas. Enggak tepat. Menakut-nakuti dan menurut saya punya potensi mengintimidasi orang," kata Adian dalam program Satu Meja di Kompas TV, seperti dikutip pada Rabu (15/5/2024).
Menurut Adian, jika Prabowo menghendaki supaya partai politik yang berada di luar pemerintahan tidak sependapat sebaiknya menjadi penonton kerja pemerintah maka hal itu keliru.
Sebab menurut Adian, fungsi partai politik adalah sebagai perwakilan dan mewujudkan serta mengawal aspirasi masyarakat.
"Bahasa itu pun salah. Partai politik itu institusi legal dan diakui oleh konstitusi, dengan sekian banyak peran, dan apalagi mereka yang punya representasi di parlemen, dan tidak bisa jadi penonton. Ketika saya jadi penonton saya salah," ujar Adian.
Seperti diberitakan sebelumnya, Prabowo menyampaikan pernyataan "jangan mengganggu" itu pada acara bimbingan teknis (bimtek) dan rakornas pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024) malam.
"Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama. Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa. Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik," ujar Prabowo.
Baca juga: Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik
"Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja kok. Kita mau kerja. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia," sambungnya.
Prabowo menjelaskan, dirinya tidak ingin ada lagi orang Indonesia yang menangis karena lapar. Dia menekankan rakyat Indonesia tidak boleh tidak bisa makan.
"Saya yakin saudara tidak terima. Saya malu saya dikasih pangkat jenderal oleh rakyat. Saya dipilih oleh rakyat. Siang dan malam kita berpikir, saya berpikir, bagaimana rakyat Indonesia tidak ada yang lapar," jelas Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.