Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Anggap Pernyataan "Jangan Mengganggu" Prabowo Picu Perdebatan

Kompas.com - 16/05/2024, 05:30 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto meminta pihak-pihak tidak bersedia bekerja sama supaya tidak mengganggu pemerintahannya kelak dianggap malah memicu kecurigaan.

Padahal, Prabowo sebelumnya sudah menyampaikan ingin merangkul seluruh kelompok buat bersama-sama membangun Indonesia.

"Ini yang akan menimbulkan semacam perdebatan karena dalam demokrasi itu justru ini kan perkataan yang disampaikan oleh presiden terpilih. Tentu dengan sistem presidensial sangat powerfull pak Prabowo nanti," kata Peneliti Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro, dalam program Satu Meja di Kompas TV, seperti dikutip pada Rabu (15/5/2024).

Menurut Siti, pernyataan "jangan mengganggu" yang disampaikan Prabowo akan dianggap kurang menyenangkan bagi sebagian kalangan.

Baca juga: Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib


Karena penerapan sistem pemerintahan presidensial, kata Siti, maka setiap pernyataan Prabowo akan dipertimbangkan siapapun.

Di sisi lain, sampai saat ini hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang belum berdialog langsung dengan Prabowo.

Maka dari itu, kata Siti, sangat wajar jika PDI-P dan PKS menganggap pernyataan Prabowo diarahkan kepada mereka.

"Sementara dengan koalisi partai-partai lain, dengan Nasdem, dengan PKN sudah dikunjungi. Tentu yang tidak berkomunikasi seperti itu bisa menterjemahkan ini diarahkan ke saya ya? Bisa seperti itu," ucap Siti.

Baca juga: Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Seperti diberitakan sebelumnya, Prabowo menyampaikan pernyataan "jangan mengganggu" itu pada acara bimbingan teknis (bimtek) dan rakornas pilkada Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024) malam.

"Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama. Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa. Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik," ujar Prabowo.

"Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja kok. Kita mau kerja. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia," sambungnya.

Prabowo menjelaskan, dirinya tidak ingin ada lagi orang Indonesia yang menangis karena lapar. Dia menekankan rakyat Indonesia tidak boleh tidak bisa makan.

Baca juga: Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

"Saya yakin saudara tidak terima. Saya malu saya dikasih pangkat jenderal oleh rakyat. Saya dipilih oleh rakyat. Siang dan malam kita berpikir, saya berpikir, bagaimana rakyat Indonesia tidak ada yang lapar," jelas Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kubu SYL Hadirkan Ahli Pidana dalam Sidang Hari Ini

Kubu SYL Hadirkan Ahli Pidana dalam Sidang Hari Ini

Nasional
Belum Tentukan Dukungan pada Pilkada Jakarta, Jabar, Jateng, AHY: Perlu Waktu

Belum Tentukan Dukungan pada Pilkada Jakarta, Jabar, Jateng, AHY: Perlu Waktu

Nasional
Keberangkatan Haji Indonesia Selesai, 45 Calon Jemaah Batal ke Tanah Suci

Keberangkatan Haji Indonesia Selesai, 45 Calon Jemaah Batal ke Tanah Suci

Nasional
DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel, Indonesia: Penting untuk Hentikan Kekejaman

DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel, Indonesia: Penting untuk Hentikan Kekejaman

Nasional
Timnas Lolos ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir Sebut Harus Kuat Fisik dan Mental

Timnas Lolos ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir Sebut Harus Kuat Fisik dan Mental

Nasional
Jokowi: Kita Semakin Dekat dengan Impian Bermain di Piala Dunia

Jokowi: Kita Semakin Dekat dengan Impian Bermain di Piala Dunia

Nasional
AHY Sebut SBY Ikut Pertimbangkan Calon Kepala Daerah dari Demokrat

AHY Sebut SBY Ikut Pertimbangkan Calon Kepala Daerah dari Demokrat

Nasional
KPK Ungkap Anggaran Pendidikan Lebih Banyak Mengalir ke Kampus Milik Instansi Pemerintah Dibanding PTN

KPK Ungkap Anggaran Pendidikan Lebih Banyak Mengalir ke Kampus Milik Instansi Pemerintah Dibanding PTN

Nasional
Langkah Menyelamatkan PPP Kembali Masuk ke Parlemen

Langkah Menyelamatkan PPP Kembali Masuk ke Parlemen

Nasional
KPU Bersiap Gelar PSU Usai Kalah Sengketa pada 20 Gugatan di MK

KPU Bersiap Gelar PSU Usai Kalah Sengketa pada 20 Gugatan di MK

Nasional
[POPULER NASIONAL] Akhir 31 Tahun PPP di Senayan | Edy Rahmayadi Tak Takut Hadapi Mantu Jokowi

[POPULER NASIONAL] Akhir 31 Tahun PPP di Senayan | Edy Rahmayadi Tak Takut Hadapi Mantu Jokowi

Nasional
Daftar 20 Pemungutan Suara Ulang yang Diperintahkan MK

Daftar 20 Pemungutan Suara Ulang yang Diperintahkan MK

Nasional
Sandiaga Uno dan Kegagalan PPP Lolos ke Parlemen, “Bukan Saatnya Cari Biang Kerok”

Sandiaga Uno dan Kegagalan PPP Lolos ke Parlemen, “Bukan Saatnya Cari Biang Kerok”

Nasional
Setelah Periksa Hasto PDI-P, KPK Harap Dapat Tangkap Harun Masiku dalam Satu Pekan

Setelah Periksa Hasto PDI-P, KPK Harap Dapat Tangkap Harun Masiku dalam Satu Pekan

Nasional
PKB Ingin Gandeng PDI-P pada Pilkada Jatim, Mungkinkah Koalisi 'Abang-Ijo' Bakal Terjadi?

PKB Ingin Gandeng PDI-P pada Pilkada Jatim, Mungkinkah Koalisi "Abang-Ijo" Bakal Terjadi?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com