Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Kompas.com - 07/05/2024, 15:21 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono membuat terobosan dengan memanfaatkan lahan tidak berfungsi menjadi tempat budi daya ikan nila salin senilai Rp 76 miliar.

Lahan di di Kawasan Karawang, Jawa Barat (Jabar) itu merupakan tambak udang bernama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat yang dibangun Presiden Soeharto pada 1984, tetapi berhenti pada 1998.

Sejak program tersebut tidak berjalan, lahan tambak udang itu terkontaminasi sehingga menjadi aset negara tanpa fungsi selama puluhan tahun.

“Kami mencoba untuk memperbarui dan menggunakan tambak ini sebagai lokasi budi daya ikan nila salin,” kata Trenggono dalam siaran, Selasa (7/5/2024).

Oleh karenanya, Kementerian KP membentuk proyek Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Rabu (8/5/2024).

Baca juga: MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Trenggono mengatakan, pembangunan modeling itu merupakan upaya Kementerian KP dengan masyarakat tani dalam rangka meningkatkan produksi ikan nila nasional.

“Ini juga menjadi salah satu komoditas strategis yang bisa menjadi andalan Indonesia di pasar internasional," ujarnya.

Pembangunan modeling budi daya nila salin tersebut dilakukan di lahan seluas 80 hektar (ha) yang terbagi dalam empat kawasan tambak, yakni blok A, B, C, dan D. 

Modelling klaster budi daya ikan nila salin tersebut diharapkan bisa menjadi percontohan budi daya ikan nila salin bagi pelaku usaha yang memanfaatkan perairan umum, seperti danau.

Budi daya ikan nila salin tersebut dibangun sejak 2023 dan kini dikelola Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya (BLUPPB). 

Baca juga: Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP melakukan berbagai perubahan, mulai dari infrastruktur jalan, perkantoran, penerangan, hingga penataan kolam produksi.

Selain kolam produksi, terdapat pula fasilitas lain, seperti instalasi pengelolaan air limbah (IPAL), inlet dan outlet, tandon, hingga laboratorium. 

Proses produksi tambak tersebut mengedepankan teknologi terkini, salah satunya penggunaan mesin pakan otomatis.

Biaya investasi pembangunan fasilitas sarana prasarana modeling nila salin berbasis kawasan tersebut mencapai Rp 76 miliar. 

Produktivitas modeling diharapkan bisa mencapai sekitar 7.020 ton per siklus atau senilai Rp 210,6 miliar dengan asumsi harga jual ikan nila salin Rp 30.000 per kilogram (kg). 

Baca juga: Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Dengan asumsi hitungan ekonomi harga pokok produksi Rp 24.500 per kg, modeling akan menghasilkan keuntungan sekitar Rp 38,6 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com