JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Mukti Juharsa mengeklaim bahwa gembong narkoba Fredy Pratama telah kehabisan modal.
Kondisi itu menjadi salah satu penyebab Fredy gencar mengirimkan bahan baku pembuatan narkoba ke Indonesia, untuk kemudian diolah oleh kaki tangannya.
“Kenapa dia masih gencar untuk mengirim barang-barang, karena dia sudah kehabisan modal,” ujar Mukti di Bareskrim Polri, Senin (6/5/2024).
Baca juga: Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama
Menurut Mukti, Fredy masih berupaya menjalankan bisnis haramnya, meski sedang bersembunyi dari kejaran aparat kepolisian dari berbagai negara.
Hal itu terbukti dengan masih adanya tempat produksi narkoba di bawah kendali Fredy yang ditemukan penyidik kepolisian. Salah satunya berada di kawasan Sunter, Jakarta Utara dan digerebek kepolisian Kamis (4/4/2024).
“Yang di Sunter itu jaringan Fredy Pratama. Fredy Pratama masih melakukan kegiatan di Indonesia,” kata Mukti.
“Kenapa Fredy Pratama gencar sekarang mengirim barang dan membuat clandestine lab di Jakarta? karena dana keuangannya sudah menipis,” pungkasnya.
Baca juga: Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap
Sebagaimana informasi, Fredy Pratama merupakan gembong jaringan peredaran narkoba internasional jenis sabu dan ekstasi di wilayah Malaysia dan Indonesia.
Fredy dikenal memiliki nama samaran The Secret, Cassanova, Mojopahit, dan Airbag. Ia juga disebut sudah mengubah identitas dan wajahnya lewat operasi plastik.
Fredy hingga kini masih buron. Diduga, ia bersembunyi di wilayah Thailand.
Sementara itu, kepolisian sudah menangkap 60 orang anak buah Fredy yang memproduksi dan mengedarkan narkoba di Tanah Air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.