Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ceritakan Pengalaman Kunjungi Berbagai RSUD, Jokowi: Alatnya Puluhan Miliar, tapi Ruangannya Payah...

Kompas.com - 24/04/2024, 13:02 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan pengalamannya mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Presiden, kunjungan itu ia lakukan dalam rangka memastikan kesiapan RSUD dalam menerima berbagai alat kesehatan yang dikirimkan pemerintah.

Mula-mula, Presiden mengungkapkan bahwa ia akhir-akhir ini kerap mengunjungi RSUD di banyak daerah.

RS yang ia kunjungi itu ada yang milik pemerintah pusat, provinsi, ataupun kabupaten dan kota.

"Saya ingin pastikan bahwa ada kesiapan dari RS-RS daerah, RS-RS yang ada di daerah untuk menerima yang namanya CT Scan, mammogram, Cath Lab, beberapa yang saya maksud barangnya sudah ada di sana," ujar Jokowi dalam sambutannya di Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/4/2024).

"Tapi saya lihat ruangannya kadang-kadang belum mendukung, alatnya puluhan miliar, (tapi) ruangannya payah, ruangannya kurang baguslah gitu. Mestinya ruangannya bagus karena alatnya superbagus, supermodern," tegasnya.

Baca juga: Singgung Persoalan Kesehatan, Jokowi: Kematian akibat Stroke Capai 330.000

Oleh karenanya, Presiden lantas meminta kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin agar memberikan contoh kepada para peserta Rapat Kerja Kesehatan Nasional seperti apa ruang RSUD yang layak.

Salah satunya, menurut Jokowi, seperti yang ada di RSUD yang berada di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.

Berdasarkan pengalaman kunjungannya, Presiden Jokowi menyebut ruangan di RSUD tersebut memiliki penataan yang baik dan paparan sinar matahari yang ideal.

"Tata ruang bagus, sinar dari luar masuk sangat bagus dan saya harus acungi jempol RS itu dibangun habis Rp 200-an miliar lebih itu semuanya dari APBD. RS-nya kalau enggak keliru Rumah Sakit Rubini," ungkap Presiden.

Baca juga: Disebut Sudah Bukan Kader PDI-P Lagi, Jokowi: Ya Terima Kasih

Tak hanya soal ruangan RSUD, Kepala Negara pun menyinggung soal kurangnya dokter spesialis yang dimiliki Indonesia.

Rasio dokter Indonesia masih 0,47 persen dan menduduki peringkat ke-147 di dunia.

"Memang problem terbesar kita adalah dokter yang kurang, dokter spesialis yang kurang. Ini persoalan besar kita. Rasio dokter kita masih 0,47 persen, rangkingnya 147 dunia. Ranking seperti itu, kita harus tahu. Ini yang akan kita kejar," kata Jokowi.

"Oleh sebab itu, perlu yang namanya rencana pembangunan jangka panjang. Rencana pembangunan jangka menengah di bidang kesehatan. Kenapa Bappeda kota hadir, supaya semua sambung semuanya. RPJMN dan RPJMD nyambung sampai ke daerah," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com