Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Udin Suchaini
ASN di Badan Pusat Statistik

Praktisi Statistik Bidang Pembangunan Desa

Pelajaran Berharga Polemik Politisasi Bansos dari Sidang MK

Kompas.com - 24/04/2024, 06:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DINAMIKA sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) tentang persoalan penyaluran dana bantuan sosial perlu dijadikan pijakan perbaikan data sasaran nasional.

Bantuan sosial (bansos) yang dibutuhkan masyarakat perlu dijadikan standar, supaya tidak dianggap menjadi alat untuk memenangkan salah satu peserta pemilu.

Setidaknya ada dua persoalan: adanya lebih dari satu data sasaran bansos yang membuat pemberian bansos sporadis dan tidak adanya standar penyaluran bansos menjelang pemilu.

Padahal, nominal bansos yang diperoleh masyarakat miskin memiliki konsekuensi yang berbeda di setiap wilayah.

Menyatukan data

Data-data yang digunakan dalam sasaran perlindungan sosial wajib disatukan, supaya jelas siapa penerima dan apa kebijakan rutinnya.

Pertama, Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai data dasar penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sesuai Undang-Undang No. 13/2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin.

Kedua, Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang digunakan sebagai data pensasaran penghapusan kemiskinan ekstrem, Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Untuk Pemberian bantuan Pangan Tahun 2024, serta penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa sesuai Instruksi Presiden No. 4/2022 dan Kepmenko PMK No. 30/2022 Tentang Penetapan Sumber dan Jenis Data dalam Upaya Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

Sementara, jika masih ada data sasaran lainnya, perlu dipastikan dasar hukumnya supaya penyaluran bansos tidak dianggap sporadis.

Selanjutnya, data-data ini perlu dimutakhirkan bersama, supaya ada kepastian graduasi bagi keluarga penerima yang sudah sejahtera dan kalibrasi pemeringkatan kesejahteraan terutama bagi keluarga yang jatuh ke jurang kemiskinan supaya mendapatkan bantuan.

Karena, dinamika kesejahteraan sangat fluktuatif, bahkan perbedaan harian saja, potensi perubahan kesejahteraan cukup tinggi, apalagi pada masa pemulihan ekonomi seperti sekarang ini.

Jika ada data sasaran di luar data-data tersebut, maka isu politisasi bansos tetap akan mengemuka.

Tambah lagi, anggaran bansos dan perlinsos yang digunakan juga terserak di berbagai kementerian. Sehingga perlu standarisasi untuk dijadikan acuan, jika terjadi sidang PHPU kembali.

Standarisasi penyaluran Bansos

Bansos tetap bergulir siapapun kepala pemerintahan terpilih nantinya, sehingga kegiatan publisitas penyaluran bansos bermakna ganda sebaiknya disudahi.

Sehingga, pemerintah tidak perlu lagi membuat acara publisitas atau seremoni, yang berpotensi memunculkan kecurigaan publik bahwa bansos dipolitisasi.

Sementara, banyaknya kajian publik tentang peningkatan bansos setiap menjelang elektoral telah menjadi data statistik yang tidak bisa dihapus dari sejarah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com