JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) seperti dua sisi mata uang bagi industri media.
Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI Agus Sudibyo mengatakan, AI seperti teman dan musuh (frienemy) karena berpotensi menimbulkan masalah ketika menyuguhkan berbagai kemudahan pekerjaan di industri.
"Ini problem frienemy (friend and enemy), teknologi ini sangat membantu kita, sangat mempermudah kerja jurnalisme tetapi ada problem juga," kata Agus dalam diskusi Dewan Pers menyoal Pers, AI, dan Problem Penegakan Kode Etik Jurnalistik, secara luring dan daring di Jakarta, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Jokowi: Keberlanjutan Industri Media Konvensional Hadapi Tantangan Berat
Dalam produksi konten misalnya, kehadiran Chat GPT (Generative Pre-trained Transformer) dalam satu sisi memang memudahkan.
Aplikasi ini memungkinkan pembuatan berita dalam waktu singkat jika penggunanya bertanya dan meminta Chat GPT membuat sebuah berita.
Namun di sisi lain, kehadiran salah satu bentuk AI ini juga memunculkan persaingan baru dengan media mainstream.
"Kalau suatu konten diproduksi oleh chat GPT semakin banyak porsinya, jangan-jangan nanti publik tahunya kontennya Chat GPT, bukan kontennya TVOne, bukan kontennya Kompas," ucapnya.
Baca juga: Kompas.com Terpilih Jadi Pemimpin Industri Media Online Indonesia 2022
Ia lantas menyatakan, produksi konten itu membuat masalah dalam hal kesadaran merek (brand recognition). Masalah ini pun harus dimitigasi agar tidak berlanjut pada masalah iklan.
"Problem brand recognition di sana. Ini kontennya siapa? Ini kontennya publisher atau kontennya platform. Kalau problem brand recognition itu tidak dimitigasi, maka juga akan berlanjut pada problem periklanan, beriklan di chat GPT atau beriklan di publisher. Nanti ada problem dilema seperti itu," jelas Agus.
Menurut Agus, industri media juga harus menyadari adanya kompetisi dengan aplikasi-aplikasi tersebut.
Sebab, aplikasi sejenis Microsoft hingga Google yang mengandalkan AI juga merupakan perusahaan media
"Jadi sebetulnya kita sedang bekerja sama atau berkompetisi dengan mereka? Karena mereka itu meminjamkan teknologi kita dengan pamrih sebenarnya. Pamrihnya apa? Konten leverage kita," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.