Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saling Sindir AHY dan Nasdem-PKS-PKB, Berawal dari Sentilan "Koalisi Lama Hancur Lebur"

Kompas.com - 25/03/2024, 08:57 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terlibat saling sindir dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan, yakni Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sedianya, Koalisi Perubahan untuk Persatuan merupakan kongsi lama Partai Demokrat. Bersama Nasdem dan PKS, partai bintang mercy itu sempat bersepakat untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.

Namun, pada awal September 2023, Demokrat memutuskan hengkang. Alasannya, karena Nasdem secara sepihak menunjuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies.

Padahal, menurut Demokrat, Anies telah lebih dulu meminang AHY sebagai rekan duetnya pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

PKB sendiri sebelumnya telah menyepakati kerja sama dengan Partai Gerindra, membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Namun, dengan merapatnya PKB ke Koalisi Perubahan, kongsi tersebut akhirnya bubar jalan.

Sebaliknya, Demokrat bergabung ke kubu Koalisi Indonesia Maju (KIM), mengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai capres dan cawapres.

Baca juga: AHY Singgung Koalisi Lama, Demokrat: Kalah Pilpres Apa yang Mau Diperjuangkan?

Berawal dari sindiran AHY

Menghangatnya tensi politik antara Demokrat dan Koalisi Perubahan berawal dari pernyataan AHY yang mengaku bersyukur partainya bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju. AHY bilang, jika masih di koalisi lama, partainya bakal hancur.

“Banyak sekali hikmahnya, sekali lagi kita bayangkan coba kita masih di tempat (koalisi) yang lama, hancur lebur,” kata AHY dalam acara Silaturahmi dan Buka Bersama Partai Demokrat di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3/2024).

AHY menyinggung bahwa koalisi lamanya tak solid, Sebab, sebelum hasil pemilu resmi ditetapkan, sudah ada pihak yang melakukan manuver politik.

“Kita tahu, (pemilu) belum selesai semua sudah ke sana ke mari. Kalau kita di sana kemarin, kita ditinggalkan sendiri,” tutur dia.

Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu meminta para kadernya mengambil hikmah karena Demokrat menjadi bagian dari KIM. Meski begitu, AHY menyadari bahwa perolehan suara Demokrat pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 menurun.

“Kita mungkin merasa kecewa dengan perolehan kursi (parlemen) kita di dalam pileg, tapi kita menang dalam upaya kembali ke pemerintahan nasional,” sebut AHY.

Baca juga: Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Tanggung Jawab Diambil Sang Pemimpin

Meski begitu, AHY meminta para kader Demokrat tak jumawa. Baginya apa pun hasil yang diterima mesti disyukuri, meskipun evaluasi bakal tetap dilakukan.

“Jadi, kita mungkin diajarkan untuk tetap rendah hati. Tidak mendapatkan segalanya untuk terus berjuang,” imbuh Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Kabinet Indonesia Maju itu.

Respons Nasdem

Merespons AHY, Partai Nasdem balik melempar sentilan. Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem Ahmad Ali menyebut bahwa Koalisi Perubahan dibangun bukan untuk mencari kursi menteri.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com