JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia sekaligus Menteri Penerangan era Presiden ke-2 RI Soeharto, Muhammad Alwi Dahlan tutup usia.
Alwi Dahlan meninggal dunia pada hari ini, Rabu (20/3/2024). Alwi Dahlan menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 90 tahun.
Kabar meninggalnya Alwi Dahlan diketahui dari unggahan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) melalui media sosialnya.
"ILUNI UI menyampaikan ucapan turut berduka cita atas berpulangnya almarhum Prof M Alwi Dahlan, M.A. Ph.D. (Purnabakti Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP UI)," tulis ILUNI UI melalui akun instagramnya, @iluni.ui, Rabu.
Alwi Dahlan tercatat pernah mengemban posisi Menteri Penerangan ke-24 atau tepatnya di era Presiden ke-2 RI Soeharto.
Jabatan tersebut diembannya pada 16 Maret 1998-21 Mei 1998. Sekurang-kurangnya, tak sampai tiga bulan ia dipercaya menjadi Menteri Penerangan.
Selain dikenal bekas Menteri Penerangan, Alwi Dahlan juga dikenal sebagai tokoh politik Indonesia sekaligus Bapak Ilmu Komunikasi Indonesia.
Baca juga: Belum Jaring Kandidat Cagub DKI, Gerindra: Sosok yang Kuat Banyak
Dikutip dari laman binus.ac.id, pada tahun 1961, Alwi Dahlan merampungkan pendidikan sarjananya di American University, Washington DC.
Selanjutnya, Alwi Dahlan mengambil gelar Master of Arts dalam bidang ilmu komunikasi di Universitas Stanford pada tahun 1962.
Lima tahun berselang, atau tepatnya pada tahun 1967, ia meraih gelar doktor di Universitas Illinois, Amerika Serikat.
Gelar tersebut mengantarkannya menjadi orang Indonesia pertama yang memiliki gelar doktor ilmu komunikasi. Kala itu, masih banyak orang yang belum begitu paham mengenai komunikasi massa.
Baca juga: PDI-P Disebut Tidak Akan Gelar Nobar Hasil Pemilu karena Alasan Ini
Dahulu bidang komunikasi adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan baru dari Amerika Serikat yang memiliki pengertian dan definisi luas dari ilmu jurnalistik serta publikasi yang berkiblat pada Jerman.
Maka tak heran jika masyarakat saat itu masih banyak yang belum memahami ilmu ini. Karena prestasi inilah, Alwi Dahlan dijuluki sebagai pakar dan guru besar komunikasi massa.
Saat menempuh sarjana di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, Alwi Dahlan menghabiskan waktunya untuk menjadi aktivis di organisasi sosial dan bergabung dalam Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia.
Pada organisasi itu, Alwi Dahlan dipercaya mengemban jabatan ketua umum.