Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN: Awal Ramadhan Diprediksi 12 Maret jika Mengacu Kriteria MABIMS

Kompas.com - 08/03/2024, 15:22 WIB
Singgih Wiryono,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi kemungkinan besar awal Ramadhan1445 Hijriah akan bertepatan pada 12 Maret 2024 jika berpatokan pada kriteria tinggi bulan yang disepakati oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa Thomas Djamaludin mengatakan, kriteria MABIMS menetapkan posisi bulan berada minimal 3 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Pada saat 10 Maret 2024, posisi bulan belum mencapai kriteria tersebut sehingga dalam pengamatan mata tidak mungkin akan terlihat.

"Wilayah yang memenuhi wilayah minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat itu di wilayah Amerika, Asia Tenggara belum terpenuhi sehingga hasil Rukyat kemungkinan besar tanggal 10 tidak ada yang berhasil (bulan tidak terlihat)," katanya dalam konferensi pers di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2024).

"Sehingga diprakirakan walaupun secara hisab belum bisa dipastikan, itu pada tanggal 10 (Maret waktu) magrib itu tidak ada hilal yang terlihat dan belum memiliki kriteria sehingga awal Ramadhan jatuhnya tanggal 12 (Maret)," sambung dia.

Baca juga: Awal Bulan Ramadhan Bisa Berbeda, Wapres Minta Umat Islam Saling Pengertian

Oleh karena itu, ada kemungkinan perbedaan awal bulan puasa antara keputusan pemerintah yang menggunakan Kriteria MABIMS dengan beberapa ormas, termasuk Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Sebab, PP Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal haqiqi atau perwujudan bulan setelah menembus ufuk tanpa kriteria ketinggian sudut tertentu.

Thomas tak menyangkal bahwa bulan sudah berada di atas ufuk pada 10 Maret 2024. Namun, karena tidak memenuhi kriteria MABIMS, kemungkinan visual bulan tidak akan terlihat.

"Jadi asal di wilayah Indonesia posisi bulan ada di atas ufuk dan itu memang terjadi pada tanggal 10 Maret di wilayah barat Indonesia memang sudah positif. Di Jakarta posisi bulan sudah positif 0,7 derajat, dan elongasinya sudah di atas ufuk juga tapi masih kurang 0,4 derajat. Sehingga ada ormas yang besoknya tanggal 11 sudah masuk 1 Ramadhan," ujarnya.

Baca juga: Kapan Awal Ramadhan Menurut NU? Kenali Metode Rukyatul Hilal untuk Tentukan Puasa

Thomas mengatakan, dalam sisi prinsipiil tidak ada perbedaan dari sisi penghitungan bulan.

Hanya saja, perbedaan terjadi karena kriteria penetapan bulan baru yang berbeda dari PP Muhammadiyah dan MABIMS.

"Kalau dilihat dari prinsip kalender, perbedaan itu terjadi karena prinsip kriteria dan otoritas," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com