Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Sebut Ratusan Ribu Petugas Pemilu Idap Penyakit Risiko Tinggi, Baru Ketahuan Usai Bertugas

Kompas.com - 19/02/2024, 18:37 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap bahwa ratusan ribu badan ad hoc penyelenggara atau petugas pemilihan umum (pemilu) memiliki riwayat penyakit berisiko tinggi ketika bertugas pada Pemilu 2024.

Sayangnya, menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, hal itu baru diketahui setelah mereka dinyatakan diterima pendaftarannya oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Isunya kemarin adalah, sudah diskrining, sudah ketahuan mana yang sehat mana yang enggak, cuma sudah keburu terdaftar," kata Budi Gunadi dalam jumpa pers, Senin (19/2/2024).

Budi Gunadi mengungkapkan, dari hasil screening kesehatan terhadap 6,4 juta petugas pemilu, Kemenkes mendapati sekitar 400.000 di antaranya berisiko tinggi. Tetapi, mereka telah telanjur bertugas.

Baca juga: Angka Kematian Petugas Pemilu Turun Drastis, Menkes: Satu Nyawa Tetap Terlalu Banyak

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti menyampaikan bahwa 34 persen petugas pemilu memiliki riwayat hipertensi, 26 persen jantung koroner, gagal ginjal kronis delapan persen, dan diabetes mellitus tiga persen.

Budi labtas menyayangkan hal tersebut, meskipun jumlah kematian petugas Pemilu 2024 jauh lebih rendah dibandingkan Pemilu 2019 karena sejumlah antisipasi dan upaya preventif.

Selain melakukan screening atau penapisan kesehatan para petugas pemilu, KPU juga telah menempuh beberapa inovasi guna meringankan kerja para petugas pemilu dalam mempersiapkan pemungutan suara hingga mengerjakan penghitungan suara.

Kemudian, Budi Gunadi menyoroti perihal waktu kerja para petugas pemilu sangat panjang dan nyaris tidak berhenti. Apalagi, penghitungan suara harus selesai maksimum dalam 23 jam setelah pemungutan suara selesai.

"Jenderal itu kalau tentara mau perang diskrining dulu, kalau sudah sakit enggak boleh ikut perang, apalagi tentaranya mau perang kualifikasi lebih tinggi, Kopassus gitu, pasti skriningnya lebih ketat lagi," ujar Budi Gunadi memberi pengandaian.

Baca juga: 71 Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia

"Ini petugas pemilu aku dengar ada yang sampai di atas 10 jam, sampai 15 jam (kerjanya), ini kan sudah kerja kayak tentara Kopassus gitu kan. Kerjanya benar-benar kayak kerja yang khusus dan berat," katanya lagi.

Budi Gunadi berharap, pada Pemilu 2029, para instansi terkait dapat meneken aturan agar proses penapisan kesehatan ini dapat dilakukan sebelum pendaftaran petugas pemilu.

Hal ini bertujuan supaya para petugas pemilu yang terdaftar dapat dipastikan riwayat kesehatannya.

Dia juga berencana supaya pada Pemilu 2029, petugas kesehatan dapat bersiaga lebih rutin untuk memeriksa kesehatan para petugas pemilu enam jam sekali, mulai dari cek tekanan darah, denyut jantung, saturasi oksigen, atau para petugas dengan usia tua atau memiliki komorbid.

"Bisa enggak di puskesmas di satu kecamatan cover TPS (Tempat Pemungutan Suara) di kecamatan itu, sehingga yang berisiko tinggi saja dulu seenggaknya bisa didampingi, dicek," kata Budi Gunadi.

"Jadi enggak usah keburu sampai sakit, Karena bagaimana pun mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena satu nyawa saja sudah kebanyakan, kalau bisa jangan ada lagi," ujarnya lagi.

Baca juga: Angka Kematian Petugas Pemilu Turun Drastis, Menkes: Satu Nyawa Tetap Terlalu Banyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com